Palembang, Gatra.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel menegaskan agar daerah yang sering mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengalokasikan dana tanggap darurat agar upaya pencegahan bisa dilakukan lebih cepat dan maksimal.
Ditegaskan Gubernur Sumsel, Herman Deru, daerah yang rawan terjadinya karhutla hendaknya memiliki dana tanggap darurat. Setiap kota dan kabupaten sebenarnya sudah memiliki anggaran (dana) tersebut, sehingga bisa dialokasikan sebagai aspek pencegahan karhutla di daerahnya.
“Anggaran (dana) tanggap darurat ini bukanlah hal yang baru. Dana ini sifatnya untuk kegiatan yang tidak diprediksikan, sehingga daerah lebih tanggap atas ancaman karhutla yang sering (rawan) terjadi di daerahnya,” ungkap Deru usai rapat koordinasi karhutla di Griya Agung Palembang, Selasa (24/9) yang dihadiri oleh Kepala BNPB, Letjend TNI Doni Munardo.
Diterangkan Deru, dana yang dialokasikan hendaknya dipergunakan sebagai upaya pencegahan yang telah disesuaikan prosedurnya, misalnya membeli bahan bakar, menambah peralatan atau sifatnya yang tidak terduga lainnya. Penggunaan dana tanggap darurat disesuaikan dengan kebutuhan, Pengalokasian dana ini, juga bertujuan agar pencegahan api tidak meluas dengan areal yang terbakar semakin besar.
“Satuan tugas masih akan bertugas sampai dengan akhir Oktober ini. Semua masih bersiaga di lokasi, meski hujan Selasa pagi sudah turun,”ucap dia.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lenjend TNI Doni Munardo menyatakan pencegahan atas bencana karhutla hendaknya dilakukan lebih cepat, apalagi daerah-daerah yang memang sudah terbiasa atau rawan, seperti kabupaten/kota yang memiliki daerah topografi gambut.