Kupang, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) memaparkan data pariwisata dan perannya dalam perekonomian NTT. Ekspos wisata yang berlangsung di Hotel Sotis Kupang, Selasa, (24/9) ini bertujuan untuk menyajikan data pariwisata sebagai perumusan kebijakan pembangunan pariwisata NTT dan berkolaborasi dengan OPD dan media massa untuk mendiseminasikan statistik pariwisata.
"Ekspos wisata yang kami lakukan ini sebagai bagian dari dukungan BPS sebagai satu-satunya instansi penyedia data rutin, untuk mendukung program pemerintah Provinsi NTT di bidang pariwisata yang lagi digalakan Pemprov saat ini," kata Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapia.
Dia mengatakan aktivitas pariwisata di Indonesia sudah mulai tumbuh dan berkembang. Bahkan sudah menjadi trend dan gaya hidup tersendiri dalam masyarakat sehingga kegiatan pariwisata diharapkan dapat menjadi sektor andalan yang mampu mengalahkan sektor-sektor ekonomi lain yang terkait.
Pemerintah selain gencar menarik minat wisatawan mancanegara untuk meningkatkan devisa, juga sedang berusaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Nusantara (Wisnus). "Walau tidak mendatangkan devisa, namun wisnus ini tidak bisa dipandang sebelah mata terutama kemampuannya dalam menggerakan perekonomian negara melalui peningkatan konsumen rumah tangga," ujar Maritje Pattiwaellapia.
Belum lama ini pada saat BPS mengadakan rakornas di Yogya jelas Maritje, informasi dari Kepala Bappenas mengatakan bahwa sektor pariwisata ini merupakan sektor yang luar biasa untuk pertumbuhan perekonomian tetapi ada fenomena yang sebetulnya menarik.
Ia menjelaskan ketika para wisman datang dan berbelanja yang diharapkan mereka bisa meningkatkan devisa dalam negeri dan berdampak juga untuk ekonomi.
"Tapi ada wisman tertentu dari beberapa negara juga dia datang sudah bawa makanannya sendiri. Dia tidak belanja di negara kita dengan sendiri dia tidak mengeluarkan uang banyak ke daerah kita ini juga satu fenomena yang kita perlu sikap bersama," ujarnya.
Soal Wisman yang berkunjung ke NTT membawa makanan atau tidak, Maritje Pattiwaellapia mengatakan sejauh ini belum ada data akurat soal ini.
"Saya tidak tahu apakah mereka kesini juga bawa makan atau tidak, kita lagi survei. Survei ini untuk mengecek betul ada yang nama inbound dan outbound. Kita mendata struktur pengeluaran dia selama dia libur atau wisata di daerah kita," kata Maritje.
Menurutnya, dari data yang ada, ternyata pengeluaran terbesar wisman adalah untuk makanan. Data terbesar pengeluaran wisman di NTT adalah untuk makanan. Karena itu diharapkan agar kuliner-kuliner yang saat ini ada di wilayah NTT bisa terus bertumbuh dan dibenahi, tandas Maritje.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana, Maria Immaculata Skera, mengatakan Pemerintah NTT telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu pendorong utama perekonomian NTT. Oleh karenanya fokus program pembangunan saat ini pada sektor pariwisata harus dapat memberikan dampak perubahan perekonomian masyarakat NTT untuk saat yang akan datang.
"BPS sebagai satu-satunya instansi penyedia data secara rutin telah mengumpulkan berbagai jenis data pariwisata, diantaranya perhotelan, industri pariwisata, wisatawan nusantara dan sebagainnya," kata Maria.