
Palembang, Gatra.com - Aksi mahasiswa di gedung DPRD Sumsel diwarnai ketegangan. Beberapa kali kericuhan terjadi antara massa aksi mahasiswa dan aparat polisi. Sampai dengan, dunia maya (internet) dan jejaring media sosial menyebar informasi bahwa terdapat mahasiswa menjadi korban hingga meninggal dunia.
Informasi ini tersebar cepat di jagat dunia maya, malah beberapa informasi dilengkapi dengan desriptifyang disebar seolah-olah menjadi korban atas aksi menuntut revisi UU KPK tersebut. Beberapa foto, memperlihatkan mahasiswa terluka sampai dengan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya mahasiswa Unsri yang juga disebarkan cepat antar masyarakat (warganet).
Kepastian informasi ini terus diklarifikasi, bahkan Ketua DPRD Sumsel, RA Anita Noeringhati sempat menyatakan turut berbela sungkawa atas jatuhnya korban dari peristiwa aksi yang berlangsung di gedung DPRD Sumsel tersebut. “Saya berbelasungkawa, ada yang luka-luka dan ada korban jiwa,” ujarnya di hadapan massa aksi.
Di wawancarai usai menemui massa aksi, Anita mengatakan informasi mengenai korban mahasiswa tewas berasal dari massa aksi (perwakilan mahasiswa). Akan tetapi kebenaran itu perlu terus diverifikasi, agar terdapat pihak yang bertanggungjawab atas kejadian itu.
“Saya dapat laporannya dari mereka yang aksi, nanti kita klarifikasi lagi. Jika ada tanda-tanda kekerasan, maka akan ada pihak yang bertanggungjawab,” terangnya.
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/446818/politik/pelantikkan-dprd-sumsel-diwarnai-aksi-revisi-uu-kpk
Informasi mengenai mahasiswa tewas akibat aksi tersebut juga diklarifikasi oleh pihak polisi. Kabag Ops Polresta, Kompol Dodi Indra mengatakan sampai dengan pukul 16.00 wib, pihaknya terus menelusuri informasi tersebut. “Saya belum bisa bicara, masih dicari,”katanya.
Sampai akhirnya, perwakilan mahasiswa yang menamai Aliansi Sumsel Melawan merilis, jika informasi mengenai korban mahasiswa yang tewas adalah kabar bohong (hoaks). Dalam aksi, mahasiswa gabungan dari berbagai univesitas di Palembang dan Sumsel telah mengakibatkan korban sebanyak 47 orang akibat pemukulan dari aparat kepolisian.
“Informasi mahasiswa meninggal memang ada, namun setelah diverifikasi ternyata mahasiswa asal Jambi yang telah 3 hari yang lalu meninggal. Sudah dihantar ke rumah duka di Jambi. Meninggalnya karena kecelakaan jatuh dari Apartemen Unsri,” kata Perwakilan BEM Unsri, Supriyadi.