Jakarta, Gatra.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Tito Karnavian menjelaskan kronologis kerusuhan di Expo Wamena, Jayapura, Papua pada Senin (23/9).
Seperti diketahui, pada mulanya, massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) melakukan demo di depan Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen) untuk menuntut pendirian posko bagi mahasiswa Papua yang pulang studi di luar Papua. Namun, aksi tersebut tidak mendapat izin dari Polda Papua maupun Rektorat Uncen.
"Kemudian aparat TNI, Polri, Rektorat sudah mengimbau melakukan soft mediation dengan cara damai. Akhirnya disepakati [mediasi], kemudian sekitar ratusan orang ini sepakat kembali ke tempat asalnya," ujar Kapolri dalam konferensi pers di Kantor KemenkoPolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (24/9).
Massa AMP kemudian difasilitasi petugas untuk kembali ke daerah Expo Wamena, Jayapura. Mereka menaiki kendaraan truk dan bis umum dengan dikawal aparat keamanan. Namun, Tito mengklaim, massa yang tadinya koperatif tiba-tiba melakukan penyerangan anarkis dengan melempar batu. Hal ini menewaskan satu anggota TNI bernama Praka Zulkifli.
"Pasukan [pengamanan] tidak begitu banyak. Sementara, mereka [jumlahnya] 300-an lebih, sehingga ada satu orang anggoat TNI tewas. Kemudian massa melakukan aksi anarkis dan aparat langsung menindak," ujar Tito.
Massa yang melakukan demonstrasi rusuh ditindak tegas dengan upaya paksa oleh aparat keamanan. "Ini tidak lagi demo damai, beda. Kalau demo damai treatment-nya damai. Namun, kalau demo rusuh, cara soft engga bisa ya terpaksa melakukan upaya paksa," katanya.
Tito mengatakan, tindakan represif aparat telah diatur dalam prinsip hukum Internasional maupun prinsip hukum nasional, tentang penggunaan upaya paksa. Goodwill excess tentang tindakan yang harus dilakukan salam keadaan terpaksa untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat umum. Tercantum pasal 46 dan 47 KUHP. Sehingga melakukan tindak tegas.
"Sehingga [dari penindakan], ada sejumlah orang yang terluka dan diamankan, dan tiga (3) orang di antaranya ada yang meninggal dunia," kata Tito.
Tito menegaskan, pemerintah tetap menginvestigasi pihak terkait dan Komnas HAM Papua. Situasi di Expo Waena, Wamena sudah cukup terkendali sampai hari ini.
"Namun sekali lagi kita sesalkan cara yang menggunakan kekerasan. Kekerasan dilakukan pertama kali bukan oleh aparat, tetapi oleh pendemo yang menjadi perusuh. Yang gugur itu adalah aparat yang menyupiri," pungkasnya.