Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menggelar kompetisi Basoeki Abdullah Art Award (BAAA) #3. Kegiatan tersebut menjadi kesempatan untuk Museum Basoeki Abdullah dalam rangka menghargai peran pelukis Basoeki Abdullah dalam memperjuangkan seni lukis Indonesia.
Menurut Kepala Sub Direktorat Seni Rupa, Susiyanti, kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu tiga tahunan ini juga menjadi ajang pengenalan kembali sosok Basoeki Abdullah kepada kalangan muda.
Kegiatan ini juga sebagai apresiasi bagi sosok Basoeki Abdullah. "Penyampaian karya-karyanya harus terus dilakukan secara terus menerus. Kegiatan BAAA ini juga sebagai bentuk pengenalan kembali sosok beliau pada generasi muda," kata Susiyanti saat Konferensi Pers di FX Sudirman, Jakarta, Selasa (24/9).
Sejak sosialisasi BAAA #3 pada bulan April hingga Agustus 2019, terjaring sebanyak 263 judul karya para perupa 17-30 tahun dari sejumlah 219 peserta di Indonesia. Sejumlah lukisan tersebut mengisi hampir di semua lini sub-kurasi.
"Setelah melihat dari jumlah karya peserta, terseleksi sebanyak 40 karya, padahal semula hanya diagendakan 20 nominator. Setelah terseleksi 40 judul karya, maka dipilih 5 karya versi juri," ucap Susiyanti.
Dalam kegiatan kali ini, tema Re-Mitologisasi menjadi tema yang dipilih. Hal tersebut didorong oleh mitos yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tidak hanya dianggap atau diartikulasi sebagai sebuah kepercayaan khayali yang menyandera hidup manusia.
Tema yang diusung dalam program kali ketiga ini mengungkap ekspresi yang berasal dari karya-karya Basoeki Abdullah, utamanya karya-karya yang bertema atau berseri mitologi. Sejumlah lukisan seperti Djoko Tarub, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri dan dunia pewayangan lainnya.