Mataram, Gatra.com- Beberapa program pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi NTB berjalan sinkron, tetapi masih mengalami beragam kendala untuk menyasar masyarakat yang tepat. Sekda Lombok Timur, H Rohman Farly menilai, pendekatan bottom up harus mulai dibudayakan, sehingga muncul gagasan dan ide segar masyarakat yang sesuai kebutuhan.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi menjadi keharusan guna menunjang percepatan pencapaian program pemerintah di sejumlah sektor. Namun, secara finansial, pemerintah daerah tidak mampu membelu seluruh teknologi yang berasal dari luar negeri.
"Jadi saya rasa, Teknologi Tepat Guna (TTG) menjadi salah satu solusi menjawab [beberapa] tantangan ini. Masyarakat mulai dipicu menciptakan gagasan. Berkaitan dengan TTG yang bisa menunjang pembangunan di lingkungan sesuai kebutuhan," kata H Rohman Farly di Mataram, Senin ( 23/9 ).
Bakal Calon Wali Kota Mataram ini memaparkan, TTG merupakan gerakan idelogis, termasuk manifestasinya. Awalnya diartikulasikan sebagai intermediate technology oleh ekonom Dr. Ernst Friedrich Fritz Schumacher dalam karyanya yang berpengaruh, Small is Beautiful.
Meski, pemahaman teknologi tepat guna sangat beragam, di antara banyak bidang ilmu dan penerapannya. Teknologi umumnya tepat guna sebagai pilihan teknologi beserta aplikasinya. Ini menciptakan karakteristik terdesentralisasi, berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan berkaitan erat dengan kondisi lokal.
"Secara umum, dapat dikatakan, teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu. Ini agar dapat disesuaikan dengan aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat setempat," papar HRF.
Ia mencontohkan, dalam program NTB Zero Waste, generasi muda bisa mulai memikirkan teknologi sederhana yang bisa membantu percepatan program.Tidak semua tumpuan Zero Waste bisa diselesaikan melalui pola bank sampah.
"Membuat teknologi pengurai sampah organik menjadi pupuk, atau bagaimana mengatur sistem teknologi pemilahan sampah rumah tangga, bisa dilakukan. Ini bisa dikembangkan sesuai kebutuhan dan karakteristik di lingkungan masyarakat itu sendiri," imbuhnya .
Di sektor pertanian, HRF mencontohkan, masih banyak dibutuhkan gagasan soal teknologi tepat guna untuk kebutuhan pengairan. Irigasi Tetes yang saat ini dikembangkan di sejumlah lokasi di NTB menjadi contoh kecil yang bisa dimaksimalkan oleh masyarakat.
"Jadi tidak perlu bayangkan teknologi yang rumit dan mahal. Generasi muda harusnya tertantang untuk TTG ini," katanya.
HRF mengatakan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini menjadi penunjang luar biasa bagi generasi muda untuk menunjukan kreativitasnya. Menurutnya, kisah siswa SMP di Aceh yang berhasil menciptakan daya kelistrikan dari kadar asam pohon Kedondong, bisa menjadi inspirasi generasi muda di NTB. Melalui informasi yang semakin mudah diakses, kreativitas bisa menemukan kemudahan.
"Apa dan bagaimana menciptakan teknologi terapan [agar] bisa dilihat banyak di Google atau Youtube. Ada begitu banyak tutorial, tinggal bagaimana masyarakat bisa menyesuaikan dengan kebutuhan mereka di lingkungannya," ucap Rohman Farly
HRF mengatakan, untuk mendukung dan mengembangkan TTG di daerah, pemerintah daerah bisa memberikan ruang dan wadah yang berkesinambungan. "Pameran TTG dan lomba yang terkesan hanya seremonial, bisa mulai diubah menjadi wadah yang penuh tantangan bagi generasi muda," katanya.
Di Mataram, papar HRF, bisa digagas dengan pola Bale Ide Kreatif atau semacamnya, seperti Rumah Kreatif yang ada di Bandung, Jawa Barat. Di Bale tersebut, genarasi muda, para pelajar dan mahasiswa, juga para santri pondok pesantren bisa memunculkan ide mereka. Kemudian, mereka bersinergi untuk mewujudkan pengembangan TTG.
"Kelihatannya sederhana saja, mereka bisa berbaur, bertukar ide, dan gagasan sambil ngopi atau minum teh. Namun, jangan salah, di negara maju justru wadah seperti inilah yang melahirkan teknologi besar, robot, dan mesin lainnya," tukasnya .
HRF menambahkan, dengan konsep pengembangan TTG, pola dan mindset masyarakat dalam penggunaan media sosial dan internet juga akan lebih bermanfaat. Daripada bermain gim atau mengunakan medsos untuk hal yang mubazir, masyarakat akan lebih terpacu untuk berpikir memecahkan masalah mereka dengan menemukan teknologi sederhana.