Siak, Gatra.com - Langit di atas Kota Siak Sri Indrapura, ibukota Kabupaten Siak, Provinsi Riau, kembali membiru setelah kemarin, Senin (23/9) diguyur hujan.
Berminggu-minggu daerah ini sempat dicekoki kabut asap oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di daerah tetangga.
Gara-gara kabut asap yang semakin pekat, Tour de Siak 2019 yang tadinya empat etape, diciutkan menjadi tiga etape. Sudahlah menciut, jarak tempuh setiap etape pun diperpendek.
Kabut asap juga membikin 17 hari aktifitas pendidikan di 'Negeri Istana' ini, lumpuh. Dari bulan Juli-September, tak kurang dari 2.845 warga terserang penyakit ulah jerebu ini. Yang kena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.369 orang, pneumonia 18 orang, asma 115 orang, iritasi mata 93 dan iritasi kulit 250 orang.
Kini, kondisi udara mulai normal setelah hujan menghalau kabut asap itu. Hujan berdurasi sekitar 2-3 jam itu tidak terlalu deras, tapi bisalah membasahi tanah yang kering kerontang akibat kemarau panjang.
"Alhamdulillah udara sudah kembali normal. Sudah kelihatan langit cerah. Semoga karhutla dan asap kiriman tidak ada lagi," harap Rolis Mukhtar, warga Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak, kepada Gatra.com, Selasa (24/9).
Kepala Bidang Damkar BPBD Kabupaten Siak, Irwan Pryatna mengatakan, meski langit sudah cerah, bukan berarti langsung membikin timnya berleha-leha.
Patroli rutin masih terus dilakukan untuk memastikan kalau titik api benar-benar nihil. Patroli itu difokuskan di kawasan yang sebelumnya sempat terbakar.
"Sejak sepuluh hari terkahir titik api di Siak nihil. Memang ada kebakaran, tapi tak luas dan langsung kita padamkan," katanya.
Dia juga mengatakan, hujan kemarin telah membikin kabut asap di Siak mulai menipis, tidak separah dua pekan terakhir. "Tetap masih ada, tapi tak separah sebelumnya," katanya.
Masih adanya kabut asap tadi kata Irwan ulah dorongan angin yang mengarah ke Siak. "Semua tergantung arah angin. Kalau arahnya ke sini, tentu kabut asap tak bisa dielakkan. Apalagi saat ini, karhutla di Jambi masih parah,"ujarnya.
Reporter: Sahril Ramadana