
Los Angeles, Gatra.com - Inggris, Prancis, dan Jerman ikut menuding Iran atas serangan terhadap situs produksi minyak Arab Saudi, Aramco. Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan Saudi telah meyakini soal keterkaitan Iran di balik aksi serangan drone tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran tetap menyangkal tudingan negara-negara tersebut, dan menunjuk kelompok pemberontak Yaman sebagai pihak yang bertanggung jawab. Kelompok pemberontak Yaman Houthi sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pesawat nirawak menghantam dua unit kilang Aramco di utara Arab Saudi dalam serangan yang awalnya langsung diklaim oleh milisi Houthi Yaman. Namun, konon kelompok pemberontak tersebut disokong Iran.
Baca Juga: Aramco Gambarkan Drone dan Rudal Serang Fasilitas Saudi
"Jika benar Iran berada di balik serangan itu, tidak akan ada yang ditinggalkan dari kilang ini," sanggah Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, seperti dilansir AP News, Selasa (24/9).
Ketiga negara mengutuk serangan 14 September, di mana pesawat nirawak atau drone dan rudal jelajah dilaporkan digunakan terhadap situs yang dijalankan oleh perusahaan minyak milik negara Saudi, Aramco. Para pemimpin ketiga negara juga menegaskan kepada Iran untuk berhenti menyangkal bahwa segala penjelasan sama sekali tidak masuk akal. Ketiga negara juga sepakat bahwa Iran harus bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Mereka juga berjanji untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah. Selain itu juga mendesak Iran agar menahan diri serta tidak provokatif dalam upaya meredakan eskalasi di wilayah tersebut.