Cape Town, Gatra.com - Sebuah batu yang bersarang di dalam berlian, mengandung mineral yang belum pernah ditemukan oleh ilmuwan sebelumnya. Zat yang baru ditemukan itu dapat mengungkapkan reaksi kimia yang tidak biasa di kedalaman mantel, lapisan bumi yang terletak di antara kerak dan bagian inti luar.
Para ilmuwan menggali mineral dari situs vulkanik di Afrika Selatan yang dikenal sebagai pipa Koffiefontein. Berlian tersebut mengandung serpihan kecil mineral lain dari ratusan mil di bawah permukaan bumi.
Di dalam salah satu batu yang berkilau ini, para ilmuwan menemukan mineral hijau gelap dan buram yang mereka perkirakan ditempa sekitar 170 mil (170 kilometer) di bawah tanah. Mereka menamai mineral yang baru ditemukan itu sebagai "Goldschmidtite" untuk menghormati geokimiawan terkenal Victor Moritz Goldschmidt.
Menurut National Geographic, seluruh mantel memiliki tebal sekitar 1.802 mil (2.900 km), yang membuat daerah lapisan paling bawah sulit untuk dipelajari oleh para ilmuwan. Tekanan kuat dan panas di mantel atas mengubah simpanan karbon sederhana menjadi kilauan berlian.
Bebatuan itu menjebak mineral lainnya dalam struktur mereka dan dapat didorong ke permukaan bumi oleh letusan gunung berapi bawah tanah. Dengan menganalisis inklusi mineral dalam berlian, para ilmuwan dapat mengintip proses kimia yang terjadi jauh di bawah kerak bumi.
Para penulis penelitian mencatat bahwa, untuk mineral mantel, Goldschmidtite memiliki komposisi kimia yang khas.
"Goldschmidtite memiliki konsentrasi tinggi niobium, kalium dan unsur-unsur tanah yang jarang ditemui, yaitu lanthanum dan cerium. Sedangkan sisa mantel didominasi oleh unsur-unsur lain, seperti magnesium dan zat besi," ujar penulis studi yang juga mahasiswa doktoral di Universitas Alberta di Kanada, Nicole Meyer, seperti diwartakan livescience, Selasa (24/9).
Menurutnya, potasium dan niobium membentuk sebagian besar mineral, yang memiliki unsur relatif jarang disatukan. Selain itu, mineral tersebut terkonsentrasi membentuk zat yang tidak biasa, meskipun unsur terdekat lainnya lebih berlimpah.
"Goldschmidtite sangat tidak biasa untuk inklusi yang ditangkap oleh berlian. Juga memberi kita gambaran proses cairan yang mempengaruhi akar dalam benua selama pembentukan berlian," kata Ahli Geokimia Graham Pearson.