Moskow, Gatra.com -- Badan Anti-Doping Dunia (Wada) menyatakan, Rusia dapat menghadapi larangan dari semua acara olahraga besar karena adanya perbedaan dalam database di laboratorium. Rusia juga telah diberi waktu tiga minggu untuk memberikan penjelasan terkait ketidakkonsistenan tersebut, atau mereka akan dikeluarkan dari Olimpiade dan kejuaraan dunia. Selain itu, Rusia juga juga akan dilarang menjadi tuan rumah acara-acara besar.
"Ada bukti bahwa data ini telah dihapus. Kita perlu memahami dari pihak berwenang Rusia apa penjelasan mereka," ujar Ketua Panel Kepatuhan Wada, Jonathan Taylor, seperti diwartakan BBC.
Sebelumnya, Rusia menyerahkan data dari laboratorium Moskow pada Januari sebagai syarat reintegrasi kembali ke dalam cabang olahraga. Hal tersebut dilakukan, setelah skorsing selama tiga tahun terkait program doping yang disponsori oleh negara.
Wada mengatakan, komite eksekutifnya diberitahu bahwa prosedur kepatuhan formal telah dibuka atas penemuan "ketidakkonsistenan".
"Ini hipotetis untuk sekarang, tapi jika para ahli mempertahankan pandangan mereka, maka komite peninjau kepatuhan akan membuat rekomendasi untuk mengirim pemberitahuan kepada The Russian Anti-Doping Agency (Rusada) yang menyatakan ketidakpatuhan dan usulan konsekuensi," kata Taylor.
Sementara itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menolak rekomendasi Wada yang melarang Rusia dari Olimpiade 2016 di Rio terkait skandal doping. Namun, menangguhkan tim dari Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang.
Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) mengkonfirmasi keputusannya melarang Rusia, empat hari sebelum dimulainya Kejuaraan Dunia di Doha. Bahkan, Rusia sekarang menghadapi kemungkinan dikeluarkan dari banyak agenda lain, termasuk Olimpiade tahun depan di Tokyo dan Piala Dunia Sepakbola 2022.
"Waktu telah tiba untuk menuntut pengunduran diri dari kepemimpinan Wada, karena mereka tidak pantas. Saya harap, saya bersama dengan komunitas atlet terbukti bersalah," ujar Rob Koehler dari Global Athlete.
Taylor mengatakan dia tidak khawatir bahwa 47 kasus disiplin yang sudah dirujuk ke federasi olahraga internasional akan dirusak oleh perbedaan database. Namun, ia khawatir jika masalah tersebut dapat mempengaruhi pihak lain.
"Akan ada kasus seperti hilangnya data dan pada mereka yang berpotensi curang akan lolos. Tugas Wada adalah untuk menanggapi tindakan itu. Masalahnya adalah jika Wada dan para pemangku kepentingannya tidak memberikan sanksi yang tepat, ini akan menjadi ujian untuk sistem baru," ujarnya.
Dalam komentar yang dilaporkan oleh kantor berita Rusia Tass, Menteri Olahraga Rusia, Pavel Kolobkov mempertanyakan polemik terkait masalah tersebut.
"Para ahli dalam teknologi digital dari kedua belah pihak sudah bekerja sama. Untuk bagian kami, kami terus memberikan semua bantuan yang mungkin untuk dilakukan," jelasnya.
Sebagai informasi, Rusia telah melewatkan tenggat waktu untuk menyerahkan data sebelum akhirnya memberikan Wada akses ke laboratorium anti-doping Moskow pada Januari.