Jakarta, Gatra.com - Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan pemerintah tak akan tinggal diam menanggapi pemberontak yang tidak pro dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan ingin memisahkan diri dari NKRI. Hal tersebut disampaikan Menhan menanggapi tertangkapnya kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang kontak tembak dengan polisi di Bireun, Aceh.
"Gua getok kepalanya (pemberontak), enak aja! (memisahkan diri dari NKRI)" tegas Menhan di Gedung Komisi II, Kompleks Parlemen Senayan, Senin (23/9). Diketahui, sebelumnya kelompok bersenjata melakukan kontak tembak dengan polisi di Bireun, Aceh merupakan perampok yang sempat masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Polri menyebut kelompok tersebut sudah melakukan perampokan dan kekerasan berulang kali. Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/9).
Iqbal mengatakan, kelompok itu memiliki senjata api berupa AK dan Revolver. Pada saat kontak terjadi, mereka disebut mengancam aparat sehingga aparat melakukan tindakan tegas walau mematikan. "Lima orang (kotak tembak), empat meninggal dunia, ya tertembak karena mereka mengancam nyawa petugas dan massyarakat. Satu kritis luka dan saat ini dibawa ke RS Bhayangkara Banda Aceh," papar Iqbal.
Pihak kepolisian menduga, kelompok tersebut bisa diisi oleh 10-15 orang. Selain merampok, kelompok itu diduga kerap memberi narasi yang tidak pro-NKRI. "(Kejahatan utama) perampokan, tapi berupaya untuk sampaikan pesan-pesan tak sejalan dengan NKRI dan mereka punya senjata. Bayangin sipil punya senjata dari mana? Ini sedang didalami mudah-mudahan yang kritis, sehat, kita bisa dalami untuk buka tersangka lain," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya KKB pimpinan Abu Razak perampok bersenjata AK-56 berhasil ditumpas polisi dalam baku tembak. Polisi menyita 100 peluru, dan revolver. Gerombolan itu empat tewas, dan satu orang luka berat. Abu Razak adalah ahli mereparasi senjata saat masih menjadi kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).