Home Ekonomi BI: CAD Masih Jadi Kendala Ekonomi Indonesia

BI: CAD Masih Jadi Kendala Ekonomi Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Kepala Grup Sektoral dan Regional Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Endy Dwi Cahyono mengatakan neraca transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) masih menjadi kendala bagi perekonomian Indonesia.

“Jadi, kalau kita (Indonesia) ingin tumbuh di atas 5%, maka CAD harus diturunkan. Karena, setiap kali kita tumbuh lebih dari 5%, CAD juga semakin lebih tinggi dan membuat rupiah tertekan,” katanya dalam IEO 20 Forum, di Aula Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Jakarta, Senin (23/9).

Untuk mengatasinya, lanjut Endy, diperlukan suatu optimalisasi ekspor, khususnya untuk sektor manufaktur. Karena, sektor tersebut dinilai memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Ekspor manufaktur memberikan konstribusi 45% terhadap GDP, tapi kita (Indonesia) masih kalah dibandingkan dengan China sebesar 93%, Korea Selatan 89%, dan Thailand 77%. Jadi, kita harus tingkatkan lagi daya saing dari sektor manufaktur,” katanya. 

Endy menambahkan produk manufaktur yang memiliki teknologi menengah hingga tinggi, dapat membantu memperkuat perekonomian dalam menghadapi perlambatan ekonomi global.

“Kita gak bisa terus-terusan mengandalkan komoditas. Tentu, kita harus mengacu pada barang teknologi. Karena, ini terbukti bisa memperkuat sisi ekspor,” ucapnya. 

Selain ekspor, Endy juga menyebut sektor pariwisata memiliki potensi yang sama besarnya, sehingga, harus bisa lebih dikembangkan.

160