Hanoi, Gatra.com - Selama lebih dari seabad, perempuan-perempuan di Desa Co Chat, Vietnam sudah terampil mengubah kepompong menjadi benang sutra sebagai industri rumahan. Namun sayangnya, desa di provinsi Nam Dinh, dua jam di selatan ibu kota Hanoi tersebut, mendekati akhir era produksi sutra.
Lusinan pekerja yang kebanyakan wanita sibuk mengaduk-aduk tong, dengan lembut melepaskan serat dari kepompong melalui awan-awan uap yang naik. Setelah serat kuning dan putih dipintal ke gulungan kayu, pekerja menggantungnya di bawah sinar matahari sampai kering.
"Produksi dari kepompong ulat sutra 90% bergantung pada cuaca," kata pemilik tempat pembuatan benang yang keluarganya telah memintal benang selama tiga generasi, Pham Van Ba, dilansir dari AFP, Senin (23/9). "Produk kami akan hancur jika tidak dikeringkan di bawah sinar matahari. Bahkan, benang berkualitas baik dapat dirusak oleh cuaca yang buruk," ujarnya.
Baca Juga: Desainer Belanda dan Dekranasda Belu Latih Penenun Lokal
Setiap pekerja menghasilkan sekitar US$10 per hari. Sekitar 30 kilogram kokon diproses oleh setiap pekerja setiap hari. Lalu, utas terakhir dijual kepada pedagang yang mengekspor ke Laos serta Thailand.
Sementara itu, beberapa rumah tangga telah berinvestasi dalam mesin reeling sutra modern. Mayoritas memilih untuk melepas kepompong menggunakan sumpit. Ba mengatakan, melakukan secara manual membuatnya lebih mudah untuk menyelamatkan benang sutra yang dapat digunakan dari kepompong meskipun itu tidak baik.
Seorang pekerja bernama Tran Thi Hien menggambarkan pekerjaan itu sebagai hal yang sulit. "Jika harga pasar naik, maka kami mendapat untung. Kalau tidak, itu hanya cukup untuk menutupi pengeluaran kami," kata pria 37 tahun itu sembari duduk di sebelah keranjang kepompong kuning yang menunggu untuk disortir.
Seperti orang lain di desa, Ia khawatir tentang masa depan industri ini. Sebab, banyak anak muda terpikat oleh gaya hidup kota di Nam Dinh yang berdekatan. "Anak-anak saya memberi tahu saya bahwa pekerjaan ini terlalu sulit. Mereka pasti akan mencari pekerjaan lain," ungkapnya.