Jakarta, Gatra.com – Insiden kebocoran gas dan semburan minyak yang terjadi di anjungan YY Sumur YYA-1 Karawang, Jawa Barat, tentunya memberikan dampak pada masyarakat, lingkungan, terlebih untuk PT Pertamina (Persero).
Pertamina yang saat ini sedang mengerahkan segala upaya untuk menangani hal tersebut, belum mau berkomentar terkait total biaya kerugian yang dialami.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu mengatakan, tidak ingin menggunakan kata-kata 'kerugian' dan lebih berkenan untuk menyebutnya sebagai biaya penanggulangan.
"Ini lebih pas disebut biaya yang diperlukan untuk penanggulangan. Mulai dari peralatan yang dibutuhkan, ada pemasangan oil boom, waring sekian ibu meter, jaring di darat, biaya untuk apresiasi tenaga kerja, biaya untuk mengadakan logistik (untuk relawan dan lapangan perlu makan), IMT butuh biaya deployment dari kapal, biaya dari relief well dan lainnya," kata Dharmawan di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (23/9).
Dharmawan mengatakan biaya keseluruhan tersebut masih dalam tahap penghitungan. Diyakini biaya tersebut memang yang dibutuhkan supaya tidak terjadi insiden lain yang memakan biaya lebih tinggi lagi.
"Dengan melakukan peningkatan, yang lebih pas dengan yang dibutuhkan, kita fokus dengan kata-kata biaya. Termasuk juga tentang kompensasi," jelasnya.
Dharmawan mengatakan, PHE adalah perusahaan yang sehat. Tahun lalu PHE menyumbang deviden laba yang cukup besar dan bagus, baik dalam bentuk deviden atau pajak.
Dharmawan juga memaparkan bahwa keuangan PHE cukup bagus.
Dia juga sempat memberikan kisi-kisi biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan relief well. Disebutkan pembangunan tersebut memakan biaya sekitar $7,5 juta - $10 juta US dolar.
"Terkait biaya, saya bisa memberikan kisi-kisi relief well antara 7,5 - 10 juta US dollar," tutur Dharmawan.
Senada dengan Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati. Ia mengaku belum bisa memberitahu jumlah biaya yang keluar, karena menunggu perhitungan final dengan angka yang sudah pasti.
"Kita belum bisa memberikan saat ini, intinya biaya nya banyak, nol nya banyak. Ini angka yang akan kami berikan ke media, harus eksak. Nanti kalau sudah final baru dikasih tahu," jelas Meidawati.