Palembang, Gatra.com – Kondisi kabut asap yang makin tebal menyelimuti kota Palembang menyebabkan aktivitas penerbangan di Bandara SMB II Palembang terganggu. Pihak Bandara SMB II Palembang menilai, pada pagi tadi merupakan gangguan penerbangan terparah akibat kabut asap dibandingkan sebelumnya.
Executive General Manajer PT. Angkasa Pura II Fahroji menyatakan pada hari ini, aktivitas penerbangan mengalami gangguan yang cukup padat. Setidaknya, 14 penerbangan mengalami keterlambatan (delay) yang berpengaruh pada penerbangan selanjutnya. Dari penerbangan yang mengalami keterlambatan tersebut, satu diantaranya merupakan penerbangan internasional yang berasal dari Kuala Lumpur. Pesawat dengan nomor penerbangan AK 451 rute Palembang-Kuala Lumpur seharusnya mendarat ppada pukul 07.01 wib di Palembang, namun karena kabut asap yang menyelimuti kota Palembang, maka pesawat memutuskan mendarat di Johor Baru, pada pukul 07.30 wib.
“Pilihan mengalihkan pendaratan, karena pilihan dari pilot dan maskapai bersangkutan. Dipastikan karena prosedur keselamatan yang dilakukan pihak maskapai,” ujarnya dihubungi Gatra.com.
Setelah memutuskan mengalihkan pendaratan ke Johor Baru, maskapai Air Asia memutuskan ke Palembang dan mampu mendarat pada pukul 10.39 wib. Pesawat mengalami keterlambatan mencapai 3 jam lebiih. “Pesawat tersebut berhasil mendarat di Palembang,” ucapnya.
Berdasarkan data sampai dengan pukul 08.30 wib, jumlah penerbangan yang mengalami keterlambatan serupa diantaranya keterlambatan delapan jadwal kedatangan yang berasal dari Pangkal Pinang, Batam, Pekan Baru, dan Jakarta. Sedangkan enam jadwal keberangkatan mengalami keterlambatan diantaranya tujuan Jakarta, Pangkal Pinang, Batam dan Bengkulu.
Jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, Fahroji menyatakan kabut asap pagi ini, paling berpengaruh menganggu penerbangan di SMB II Palembang. Gangguan penerbangan (delay) menyebabkan keterlambatan bagi penerbangan lainnya. Pilihan memilih menunda mendarat atau berangkat merupakan alasan keselamatan penerbangan dengan mempertimbangkan faktor alam.
“Pagi ini, memang padat yang terlambat, kita terus mengupayakan pelayanan yang baik kepada calon penumpang. Termasuk, bandara juga bersiap jika suatu waktu malah menjadi pilihan pendaratan bagi maskapai dengan rute lainnya,”pungkasnya.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, jarak pandang tertinggi yang tercatat di Bandara SMB II Palembang pada tanggal 22 September adalah 8 km dan terendah pada pagi hari tanggal 23 September berkisar 300-1000 m dengan kelembapan 85-95% dengan keadaan cuaca asap (smoke) yang berdampak 21 penerbangan yang mengalami keterlambatan (delay).
Fenomena asap diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, akibatnya mengurangi jarak pandang, beraroma khas, perih di mata, mengganggu pernafasan dan matahari terlihat berwarna oranye (merah) pada pagi/sore hari.
Hal ini berpotensi diperburuk jika adanya campuran kelembapan yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk fenomena kabut asap (smog) yang umumnya terjadi pada pagi hari.