Jakarta, GATRAreview.com - Proyek Palapa Ring membuka akses internet bagi daerah terpencil yang selama ini kurang maksimal. Tulang punggung industri telekomunikasi nasional dalam menyatukan Indonesia.
Dalam kitab Pararaton dikisahkan tentang Gadjah Mada, Mahapatih Kerajaan Majapahit yang bersumpah menyatukan Nusantara untuk membendung pengaruh kerajaan kerajaan Asia Tenggara. Beberapa literatur menyebutnya sebagai Sumpah Palapa. Berabad-abad setelah sumpah itu diucapkan, misi menyatukan Indonesia terus dilakukan.
Kini, pada era broadband, misi ter sebut dicanangkan melalui serat optik Palapa atau yang lebih dikenal dengan Palapa Ring. Proyek yang menjadi tulang punggung industri telekomunikasi nasional ini akan menyatukan Indonesia melalui jaringan serat optik yang menjangkau seluruh wilayah Tanah Air.
Dimulai sejak 2015, Palapa Ring mengakomodasi jaringan serat optik nasional, baik darat maupun laut, menjang kau 34 provinsi dan 440 kabupaten/kota yang terbagi dalam tiga paket (barat, tengah, dan timur). Total panjang kabel bawah laut mencapai 35.280 km, dan kabel darat hingga 21.807 km. Kehadiran Palapa Ring ditargetkan mampu membuka akses internet di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) yang selama ini masih minim akses.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebutkan, jika seluruh proyek Palapa terintegrasi, operasional akses internet akan seperti jalan tol dengan aplikasi data yang lebih cepat. Palapa Ring Barat dan Tengah sudah selesai dan beroperasi sejak 2018. Sementara itu, Palapa Ring Timur progresnya sudah 90% lebih,.
Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengapresiasi fokus pemerintah pada proyek itu. Sejak September 2018, Telkom sudah menjadi provider telekomunikasi yang menggunakan semua titik yang disediakan Palapa Ring Barat untuk peningkatan kualitas layanan. Langkah itu sekaligus mendukung percepatan ekspansi Telkom dalam bisnis telekomunikasi digital. Menurut Arif, secara bisnis investasi pada proyek Palapa Ring masih feasible karena harga yang ditawarkan kepada Telkom sesuai dengan harga pasar.
“Secara detail, angkanya dituangkan dalam perjanjian business to business dengan pengelola,” ujarnya kepada Aulia Putri Pandamsari dari GATRA.
Sambutan positif disampaikan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII). “Pemanfaatan sekaligus komersialisasi serat optik Palapa Ring akan membantu pe netrasi koneksi digital yang selama ini masih kurang,” kata Ketua Bidang Hubungan antar-lembaga APJII, Tedi Supadi ke pada Meigitaria Sanita dari GATRA.
Saluran atau koneksi berkecepatan tinggi dalam sebuah jaringan memang sangat dibutuhkan oleh pelaku penyelenggara jasa dalam menyediakan kebutuhan akses internet dan telekomunikasi. Selain itu, urusan biaya dalam kerja sama ini menawarkan perhitungan bisnis yang bersifat komersial. Itu sebabnya, kerjasama dengan Palapa Ring disambut positif pelaku bisnis penyelenggara jasa internet. Meski demikian, di sisi lain, skema kerja sama dan perhitungan ke untungan bisnis penyelenggaraan jasa dengan Palapa Ring masih terkendala pada legal standing.
Namun, dengan kehadiran pemerin tah dalam bentuk kerja sama BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Infor masi) dengan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dan APJATEL (Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi) diharap kan bisa membentuk sistem yang adil dan terhindar dari monopoli.
Komersialisasi Palapa Ring Timur Menanti Instruksi Presiden
Setelah menyelesaikan Palapa Ring Barat dan Tengah, kini pemerintah fokus pada tahap akhir operasionalisasi Palapa Ring Timur. Kemenkominfo mengabarkan, saat ini Palapa Ring Timur masuk tahap pemasangan konstruksi. Pengoperasionalannya pun menanti instruksi Presiden Jokowi sekaligus meresmikannya.
“Sudah 100 persen kok. Kalau peresmian, masalah momentum saja. Tetapi yang jelas sudah bisa dipakai,” katanya dalam sebuah acara pada pertengahan September lalu. Sebelumnya pada tanggal 31 Agustus, keampuhan Palapa Ring Timur sudah digunaan untuk video conference Bupati Asmat dan Bupati Nunukan.
Menkominfo Rudiantara menyebut integrasi jaringan antar-tower Palapa Ring Timur telah rampung. Serat optic kemungkinan bisa dikomersialkan pada Septermber 2019. Seperti diketahui sebelumnya, pembangunan infrastruktur Palapa Ring Timur menjangkau 41 kabupaten di kepulauan Papua. Sebanyak 28 kabupaten diantaranya berada di ketinggian 2.000 sampai 3.000 meter di atas permukaan laut.
Saat ini, Palapa Ring Timur dalam tahap ujicoba dengan menghubungkan perangkat tower kemudian melihat kemampuan beban trafiknya. Nanti, akan terlihat apakah memenuhi standar teknis internasional atau belum.
Palapa Ring Timur sejauh ini merupakan proyek yang paling lambat progresnya. Itu karena ada sejumlah gangguan selama proses pengerjaannya. Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Achmad Latief menyebut beberapa gangguan dan masalah itu antara lain penolakan pembangunan dari warga, kondisi geografis Papua yang kurang mendukung dan bencana alam.
Penolakan pembangunan warga dilaporkan dengan adanya kelompok bersenjata yang menyerang pekerja. Dalam rapat kerja Bersama Komisi I DPR pada 13 Mei lalu, Anang menunjukkan video baku tembak antara tim pengamanan dan kelompok bersenjata di Timika, Papua.
Sandika Prihatnala