
Yogyakarta, Gatra.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memperkirakan awan panas letusan (APL) akan terus berlangsung di Gunung Merapi. Pada Minggu (22/9) siang, muncul awan panas letusan pertama kali sejak letusan freatik pada Mei 2018 dan awan panas guguran (APG) terjauh pada Februari lalu.
Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso, Senin (23/9), memperkirakan terjadinya APL dengan ketinggian 800 meter dan jarak luncur 1.200 meter karena dua kemungkinan.
“Yang pertama karena adanya tekanan gas dari produksi magma yang terus-menerus dan rekah-rekahan di kubah Merapi tertutup. Sehingga ketika terjadi peningkatan tekanan, rekahan tersebut berubah fungsi menjadi katup,” katanya di kantor BPPTKG Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penyebab kedua, Agus melanjutkan, kemungkinan ditimbulkan dari suplai magma yang terus berproduksi dan meningkat secara dratis. Hal ini dibuktikan adanya beberapa gempa internal yang cukup intensif dalam beberapa hari terakhir.
“Peningkatan suplai magma ini memungkinkan terjadinya peningkatan gas. Kedua penyebab ini tidak bisa kita prediksi kapan akan terjadi, karena berlangsung sangat cepat,” jelasnya.
Sesuai data BPPTKG, satu jam sebelum terjadi awan panas letusan, gas dan suplai magma meningkat. Hal ini teramati dari naiknya suhu di beberapa titik kubah yang mencapai 100 derajat Celsius.
Agus menyatakan pihaknya memperkirakan awan panas letusan akan tetap terjadi. Hal ini karena dalam tiga bulan terakhir intensitas gempa-gempa internal, seperti gempa gempa vulkanik dalam (VTA), gempa vulkanik dangkal (VTB), dan multiphase (MP) meningkat.
Sejauh ini BPPTKG memperkirakan dari letusan yang terjadi Minggu kemarin pukul 11.36 WIB, Merapi mengeluarkan material sebanyak 50.000 meter kubik. Jika dibandingkan dengan volume kubah lava yang teramati terakhir pada 19 September yakni 468.000 meter kubik, maka volume di kubah dipastikan meningkat.
“Status Gunung Merapi masih tetap waspada dengan jarak aman beraktivitas sejauh 3 kilometer dari puncak. Karena APL akan berulang, entah kapan, kita juga telah memperingatkan dan meminta penerbangan untuk mewaspadai,” katanya.