Batanghari, Gatra.com - Wakapolda Jambi, Brigjen Pol Charles Bonardo Sadatua Nasution mendatangi Polres Batanghari. Kehadiran jenderal bintang satu disambut Wakapolres Batanghari Kompol Soekamto dan sejumlah perwira.
Nasution datang bersama beberapa pejabat utama Polda Jambi. Ia langsung menuju ruang kerja Wakapolres Batanghari bersama Sekretaris daerah (Sekda) Batanghari, Bakhtiar dan sejumlah pejabat utama Polda Jambi.
Usai melakukan pertemuan tertutup, Nasution langsung menuju sel tahanan Polres Batanghari melihat kondisi 22 terduga perambah dan pembakaran hutan dalam kawasan PT REKI. Bincang-bincang ringan terjadi antara Nasution dan 22 tahanan menggunakan bahasa daerah Batak.
Satu persatu terduga perambah dan pembakaran hutan dalam kawasan PT REKI diminta memperkenalkan diri. Mereka semua rupanya merupakan suku Batak dengan berbagai marga. Salah satu dari mereka diketahui sebagai pendeta.
Nasution kemudian meminta petugas jaga mengeluarkan pendeta dari sel tahanan. Ia lalu mengajak pendeta menuju ruang Kasat Tahti. Pantauan Gatra.com, terjadi perbincangan antara Wakapolda dan sang pendeta disaksikan Wakapolres Batanghari serta beberapa pejabat utama Polda Jambi.
Usai berbincang dengan pendeta, Nasution kembali berbincang dengan pelaku lain dari luar jeruji besi sel tahanan. Ia meminta agar keluarga pelaku tidak perlu mendatangi Polres Batanghari.
"Saya datang ke Polres Batanghari bersama beberapa pejabat utama atas perintah Kapolda Jambi dalam rangka supervisi mengecek kegiatan penegakan hukum yang dilakukan Polres Batanghari berkaitan dengan masalah Karhutla tersangka yang sudah diamankan," ujar Nasution kepada sejumlah awak media, Ahad (22/9).
Nasution berkata kehadiran bersama pejabat utama Polda Jambi juga mengecek tersangka yang sudah diamankan. Ia berharap bisa mencari solusi yang terbaik.
"Saya juga mengimbau kepada pihak terkait yang berkepentingan bisa menahan diri. Ini bukan masalah polisi semata, ini adalah masalah sosial. Dimana instansi terkait juga wajib untuk terlibat. Kita akan mencari solusi terbaik menenangkan massa. Karena para pelaku mayoritas dari luar Jambi," ucapnya.
Nasution bilang jumlah pelaku sebanyak 22 orang. Namun dirinya enggan memberikan penjelasan lebih jauh dalam perkara ini.
"Masalah teknis silakan tanya langsung dengan penyidik. Pokoknya mereka bukan penduduk asli Jambi dan kita akan mencari solusi terbaik. Karena mereka adalah warga negara Indonesia yang mencari hidup datang ke wilayah hukum Provinsi Jambi," katanya.
Apa isi pembicaraan dengan pendeta dalam ruang Kasat Tahti? Nasution menjawab bahwa pembicaraan dirinya dilakukan dari hati ke hati supaya mereka bisa memahami, bisa menghargai petugas hukum, bisa berlaku tertib.
"Saya katakan dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Semua warga negara mempunyai hak mencari hidup, namun ada aturannya, jangan melanggar hukum," ujarnya.
Apakah mereka melakukan pembakaran mendapat perintah atau inisiatif mereka sendiri? Berkaitan masalah itu Nasution meminta awak media bersabar. Sebab perkara ini masih didalami penyidik.
"Sekali lagi sedang dalam tahap pemeriksaan," katanya.