Jakarta, Gatra.com - Organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) akan menggelar aksi damai dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional (HTN) 2019 yang jatuh pada Selasa, 24 September.
Sekjen Sekretariat Nasional Komisi Pembaruan Agraria (Seknas KPA), Dewi Sartika, di Kantor KPA, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (22/9), menyampaikan, aksi tersebut bakal digelar karena realisasi reforma agraria tidak berhasil dijalankan hingga akhir pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) periode 2014-2019. Selain itu, merespons Rancangan Undang-Undang (RUU) Pertanahan yang justru dapat mengancam kehidupan para petani.
"Kami bersama dengan serikat-serikat petani dan organisasi masyarakat telah menyampaikan usulan pembatalan rencana pengesahan RUU Pertanahan. Sebab, RUU tersebut menjadi cara pemerintah mengamputasi hak konstitusi agraria petani," kata Dewi.
Dewi mengungkapkan, bahwa di tengah situasi krisis agraria saat ini, pemerintah justru kejar target RUU atau revisi UU antirakyat yang dilakukan melalui UU MD3, UU KPK, dan UU SDA. Selain itu, di banyak tempat, masih ada kasus-kasus yang melibatkan tentara dan polisi untuk merepresi serta menggusur tanah masyarakat dengan mengatasnamakan pembangunan.
"Setidaknya, dalam aksi damai tersebut, kami akan menyampaikan beberapa masalah pokok petani kepada Presiden RI dan DPR RI. Adapun masalahnya yakni macetnya pelaksanaan reforma agraria, pengabaian penyelesaian konflik agraria struktural, perampasan tanah dan kriminalisasi petani, mencegah RUU Pertanahan maupun revisi UU anti rakyat, serta memprotes kebijakan peraturan hukum yang hanya prokorporasi," ujarnya.
Dalam momentum HTN 2019 tersebut, rencananya puluhan ribu petani bersama organisasi tani dan jaringan masyarakat sipil akan melakukan aksi damai di Patung Arjuna Wijaya atau dikenal Patung Kuda, Istana Merdeka, dan DPR/MPR RI.
"Diperkirakan, ada sekitar 7.500 massa petani akan datang dari beberapa daerah seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Bali, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, dan lainnya," ujar Dewi.