Washington DC, Gatra.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah menyetujui pengiriman pasukan untuk meningkatkan pertahanan udara dan rudal Arab Saudi setelah mengalami serangan kilang minyak yang terjadi pada Sabtu (14/9) pekan lalu.
Pengerahan pasukan itu akan melibatkan sejumlah pasukan moderat dan bersifat defensif. Selain itu, pemerintahan Trump juga berencana mengirimkan senjata militer untuk Arab Saudi.
"Menanggapi permintaan kerajaan, presiden telah menyetujui pengerahan pasukan AS, yang akan bersifat defensif dan terutama berfokus pada pertahanan udara dan rudal," kata Menteri Pertahanan AS, Mark Esper dilansir Reuters, Sabtu (21/9).
AS sebelumnya mempertimbangkan untuk mengirim baterai antirudal, drone, dan lebih banyak jet tempur. AS juga mempertimbangkan untuk mempertahankan kapal induk di wilayah tersebut tanpa batas waktu.
"Kami juga akan mempercepat pengiriman peralatan militer ke Kerajaan Arab Saudi dan UEA untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mempertahankan diri," ujar Mark.
Gerakan Houthi yang selaras dengan Iran, telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Sementara pemerintah AS meyakini bahwa serangan terhadap kilang minyak Arab Saudi berasal dari Iran barat daya. Serangan itu melibatkan rudal dan drone.
Menurut sumber Reuters, yang berbicara dengan syarat anonim, peristiwa tersebut telah menunjukkan bahwa mereka melibatkan tingkat kompleksitas dan kecanggihan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya. Para pejabat itu tidak memberikan bukti atau menjelaskan bagaimana intelijen AS melakukan investigasi.
Sementara itu, Iran membantah terlibat dalam serangan tersebut. Sekutu Iran dalam perang saudara Yaman, gerakan Houthi, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Keluarga Houthi mengatakan bahwa mereka menabrak tanaman dengan drone, beberapa di antaranya ditenagai oleh mesin jet.