Home Gaya Hidup Sensasi Mandi Belerang di Pancuran Pitu yang Melegenda

Sensasi Mandi Belerang di Pancuran Pitu yang Melegenda

Banyumas, Gatra.com - Sebagai destinasi wisata populer di Kawasan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Pancuran Pitu selalu ramai pengunjung. Bahkan, setiap tahun pasti ada wisatawan mancanegara yang menghabiskan waktu menikmati sumber air panas alami ini.

Sesuai namanya, terdapat tujuh air mancur alam. Uap air muncul tanpa henti dengan suhu rata-rata 45-48 derajat Celcius. Selain itu, ada dua buah gua yaitu Goa Selirang dan Sarabadak, serta tebing belerang. Ketiganya berwarna kuning tua lantaran selalu terguyur air belerang terus menerus.

Sebenarnya, objek wisata yang dikelola PT Palawi Risorsis ini memiliki tiga pintu masuk dan paling mudah melalui pintu gerbang Wanawisata Baturraden.

Seputar biaya masuk ke Pancuran Pitu, pengunjung cukup membayar Rp25.000, termasuk tiket masuk melewati Wanawisata, Pancuran Pitu, dan Kebun Raya Baturraden.

Untuk mencapai lokasi, perlu menuruni jalan berundak dan berkelok yang dilapisi semen. Ini cukup menyita tenaga dan waktu. Meski begitu, pengunjung tidak akan kelelahan karena ada belasan tukang pijat urut yang selalu beroperasi di sana.

"Tarifnya hanya Rp10.000 untuk pijat kaki, Rp25.000 untuk pijat badan, dan Rp50.000 full service pijat tubuh dengan lulur belarang," ujar pemandu wisata lokal, Tekad Santoso, saat diwawancarai Gatra.com, Sabtu (21/9). 

Menurut dia, kandungan belerang ini dipercaya mengobati rematik dan berbagai penyakit kulit seperti gata-gatal, panu, kadas, dan lainnya. Selain itu, bisa menjadi lulur dan masker untuk mengobati jerawat. Obat alami ini yang menjadi alasan para bule tidak pernah menolak tawaran untuk menikmati sensasi pijatan.

Tekad menuturkan, konon, pancuran ini ditemukan oleh seorang petapa bernama Syekh Maulana Maghribi. Menurut penuturan warga sekitar, keberadaan penyebar agama Islam ini berkaitan dengan petilasan Mbah Atas Angin, tidak jauh dari Pancuran Pitu.

"Pancuran ini sudah ada sejak dulu. Dari cerita masyarakat setempat erat kaitannya dengan masa penyebaran agama Islam," kata dia.

Selain menikmati sensasi mandi belerang, pengunjung bisa bersantai melihat pemandangan dari tebing belerang. Bila cuaca cerah, Kota Purwokerto terlihat di kejauhan.

Di lokasi ini tersebar beberapa toilet dan kamar mandi, mushola, dan tentu saja bertebaran pula penjaja makanan dan oleh-oleh ataupun kerajinan lokal.

Lokasinya tak jauh dari Kebun Raya Baturraden, hanya berjarak 2 kilometer dan bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat. Apabila berangkat dari pusat Kota Purwokerto, membutuhkan waktu perjalanan sekitar 30 menit.

1368