Gunungkidul, Gatra.com -Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mulai melirik branding wisata halal untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Konsep ini rencananya diterapkan tahun depan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul Asti Wijayanti mengatakan, wisata halal ini terkait penyediaan sarana prasarana bagi wisatawan muslim. Semisal musola untuk salat dan fasilitas lain seperti air untuk berwudu.
Menurutnya, Gunungkidul sangat potensial menggaet wisatawan dengan branding wisata halal. "Jadi kalau datang ke Gunungkidul, orang muslim itu sebenarnya sudah nyaman. Karena kan hampir semua lokasi destinasi pasti ada musalanya," kata Asti saat dihubungi Gatra.com, Sabtu (21/9).
Asti menyebut makanan di hampir semua destinasi wisata di Gunungkidul sudah terjamin kehalalannya. Sebab mayoritas penduduk di Gunungkidul menganut agama Islam. "Otomatis memasaknya memakai cara orang Islam," katanya.
Menurutnya, sejak tahun lalu Kementerian Pariwisata mengenalkan wisata halal dengan membuat pameran. "Banyak sekali komunitas muslim yang datang ke sana waktu itu," katanya.
Menurutnya, branding wisata halal juga akan dilakukan di Gunungkidul. Rencananya branding itu dimulai pada 2020 melalui ajang Gunungkidul Tourism Festival.
"Kesempatan yang bagus tahun depan, saat Gunungkidul Tourism Festival akan kami branding. Mengenalkan bahwa wisata di Gunungkidul itu halal," ucapnya.
Adanya branding itu diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan dan memenuhi target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang setiap tahun meningkat.
Pada 2019, target PAD Gunungkidul dari sektor wisata Rp27,9 miliar. Sementara sampai September ini baru memperoleh 58,7 persen atau sekitar Rp16 miliar.
"Agak mengkhawatirkan memang. Jadi semoga sisa waktu ini tidak ada ancaman tsunami atau bencana lainnya serta banyak hari liburnya," pungkas Asti.