Jakarta, Gatra.com-Protection of Forest and Fauna (Profauna) mengapresiasi upaya pembebasan “Paitonah”, hiu paus yang berhasil diselamatkan dari kanal inlet wilayah di sekitar PLTU Paiton, Jawa Timur.
“Kami secara objektif sangat mengapresiasi tindakan penyelamatan hiu paus tersebut dan membawanya kembali ke laut lepas, karena sebenarnya tidak banyak orang yang peduli terhadap hal tersebut,” ujar Ketua Profauna Indonesia, Rosek Nursahid melalui rilis yang diterima Gatra.com, Sabtu (21/9).
Nursahid menuturkan, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitar mulai muncul. Khususnya dalam hal keselamatan makhluk hidup langka termasuk fauna dan flora. Hal ini karena dukungan media sosial yang begitu besar.
Ia bersyukur karena informasi satwa mudah diakses, sehingga masyarakat cepat bertindak. Khususnya, kelompok milenial sebagai penerus bangsa yang memiliki empati pada Hiu Paus “Paitonah”.
“Dengan berkembangnya teknologi, banyak anak muda yang dengan akses yang mereka miliki. Cepat sekali memperoleh berbagai informasi dari kanal-kanal yang tersedia. Lingkungan seperti ini menyebabkan banyak pihak menjadi lebih peduli terhadap segala hal, termasuk juga hal dalam kelestarian lingkungan," katanya.
Ia kemudian menyoroti, ada perbedaan dengan kondisi 20 tahun yang lalu. Pada masa itu, hiu paus kerap terdampar ke wilayah penangkapan darat.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ikan hiu paus dengan jumlah puluhan ekor, biasa muncul di daerah sekitar Perairan Pasuruan pada bulan Juli.
Pada bulan Agustus hingga September, kawanan ikan ini akan mengarah ke Timur menuju perairan Probolinggo. Kemudian mereka bergerak ke perairan Situbondo pada bulan Desember hingga Januari. Mereka diprediksi bermigrasi ke Luar Selat Madura menuju Benua Australia atau ke Sulawesi hingga Filipina.
Sebagai informasi, Profauna Indonesia adalah organisasi independen nonprofit berjaringan internasional, yang bergerak di bidang perlindungan hutan dan satwa liar. Awalnya didirikan tahun 1994 di Malang, Jawa Timur. Penggerak organisasi ini percaya, setiap jenis satwa liar mempunyai nilai bagi kelestarian alam. Untuk itu setiap jenis satwa liar seharusnya dibiarkan hidup bebas di alam, dan manusialah yang bertanggung jawab mewujudkannya.