Batam, Gatra.com - Polisi menyita dua helai seragam lengkap milik polisi China dalam penggerebekan 47 orang Warga Negara Asing (WNA) asal Taiwan dan China, Rabu (18/9) di Batam. Seragam itu digunakan untuk meyakinkan para korban penipuan. Selain seragam polisi asing, Satreskrim Polresta Barelang juga menyita puluhan laptop, puluhan telepon seluler dan puluhan paspor yang dikeluarkan China. Penipu China itu, terdiri dari 43 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.
Kapolresta Barelang AKBP Prastya Rahmad Purboyo mengatakan, barang bukti Seragam Polisi China yang ditemukan di lokasi itu, digunakan untuk meyakinkan para calon korban yakni WNA asal negeri tirai bambu yang sedang berada di Indonesia.
Menurut Prasetya, modus yang digunakan para pelaku, yakni memberi informasi kepada calon korban, bahwa ada salah satu keluarga dari korban sedang tertimpa musibah atau sedang dirundung masalah hukum dan harus mengirim sejumlah uang tunai ke nomor rekening yang telah disiapkan. Untuk membantu keluarganya dari masalah yang disebutkan.
“Mereka mengelabui para korban dengan menggunakan atribut polisi melalui video call. Dari pengakuan pelaku, mayoritas calon korban percaya dan mengirim sejumlah uang kepada pelaku yang bertugas menampung uang kiriman korban di Tiongkok. Nomor telepon calon korban diperoleh dari sindikat yang berada di negeri tirai bambu,” katanya, pada Gatra.com, Jumat (20/9) di Batam.
Dalam aksinya, kata Prasetya, para pelaku memanfaatkan kelemahan pengawasan terhadap penggunaan internet di Indonesia. Dengan niat, aksi kejahatanya itu tidak terdeteksi oleh polisi dari negara dimana korbanya berada. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, pelaku telah melakukan aksi kejahatan itu selama tiga bulan terakhir.
“Sejauh ini, bardasarkan hasil penyelidikan, belum ada korban merupakan warga Negara Indonesia (WNI). Mereka hanya memanfaatkan jaringan telpon atau internet dari Indonesia untuk mengelabui para calon korban,” ujarnya.
Kabid Tempat Pemeriksaan Imigrasi Kelas I Khusus Batam Yukatsih mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi puluhan WNA asal Tiongkok dan Taiwan itu. Diketahui pelaku penipuan melalui dunia maya ini, masuk ke Indonesia melalui Jakarta dan Bali. Kemudian mereka menyebar di sejumlah daerah di Indonesia yang dikomandoi WNI berinisial I yang kini masih buron.
“Kompoltan ini ternyata ada yang mengkoordinir dari negara asalnya yakni MK. Kini masih dalam pengejaran pihak kepolisian di sana. Mayoritas WNA itu, masuk ke Indonesia secara bertahap, sejak bulan Mei 2019. Kini mereka sedang menjalani serangkaian pemeriksaan sebelum dideportasi ke negara asal,” tuturnya. MK memasok informasi nomor kontak WNA China di Indonesia. Gerombolan di Batam yang menghubungi untuk dimintai duit.