Tokyo, Gatra.com - Para diplomat senior dari negara Jepang dan Korea Selatan menyebutkan bahwa mereka akan terus menjalin komunikasi guna menyelesaikan perselisihan tentang perang masa kerja, yang merupakan salah satu masalah yang membuat hubungan bilateral antar kedua negara menjadi tegang.
Direktur jenderal Biro Hubungan Asia dan Oseania, Kementerian Luar Negeri Jepang, Shigeki Takizaki dan Direktur jenderal Kementerian Luar Negeri Korea Selatan untuk urusan Asia dan Pasifik, Kim Jung-han, dijadwalkan akan bertemu di Tokyo pada hari Jumat ini.
Takizaki memperbarui seruan Jepang untuk Korea Selatan agar memperbaiki pelanggaran hukum internasional yang disebabkan oleh keputusan pengadilan tinggi Seoul yang memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk membayar kompensasi atas tenaga kerja selama masa kerja perang selama Perang Dunia Kedua. Jepang menyatakan bahwa perjanjian 1965 lah yang menjadi akar permasalahan tersebut.
Sementara itu, Kim mendesak Jepang untuk mengaji ulang kebijakan penyaringan secara ketat terhadap barang ekspornya. Takizaki menegaskan kembali posisi Jepang bahwa mereka telah merevisi kontrol ekspornya untuk alasan keamanan.
Dia juga menyatakan keprihatinan atas peraturan yang ditetapkan oleh beberapa pemerintah daerah Korea Selatan yang menyerukan untuk memboikot produk-produk Jepang. Kim mendesak agar pemerintah wilayah Seoul untuk menanganinya permasalahan tersebut, Kim mengatakan bahwa kebijakan tersebut dapat berdampak negatif pada bisnis Jepang kedepan.
Takizaki juga mengatakan kedua negara harus mempertahankan pakta kerjasama intelijen bilateral antar kedua negara tersebut. Bulan lalu, Pemerintahan Seoul secara sepihak memutuskan untuk membatalkan perjanjian, yang akan berakhir pada 23 November.
Takizaki membantah tuduhan yang dibuat oleh Seoul terhadap Jepang pada pertemuan Badan Energi Atom Internasional mengenai pembuangan air limbah yang diolah dari pembangkit nuklir Fukushima yang rusak.
Dia menyatakan kekecewaannya dengan berujar bahwa argumen Korea Selatan yang tidak konstruktif dapat memicu desas-desus negatif.