Jakarta, Gatra.com - Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Arkian Suryadharma menyatakan pihak pemeirntah perlu membuka data tentang Hak Guna Usaha (HGU) dan perusahaan yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia. Sebab, yang terjadi saat ini, karhutla telah membuat rakyat menderita ISPA dan memakan korban jiwa.
"Sebagaimana yang kita ketahui, luas lahan yang terbakar saat ini berdasarkan data dari pemerintah yakni lebih dari 300 hektar. Kami menuntut untuk buka data HGU dan nanti kita akan lihat perusahaan terlibat yang harus segera ditindak lanjuti," katanya saat ditemui di Taman Aspirasi, Jakarta Pusat, Jumat (20/9).
Sebab, tambahnya, penutupan data inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis iklim di Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa karhutla telah memakan korban jiwa yakni bayi di Sumatera Selatan dan penderita ISPA.
"Belum ada kesadaran dari pemeirntah udan kami juga dalam kampanye telah menuntut buka data HGU. Penutupan data ini adalah penyebab dari krisis iklim Indonesia karena setiap tahunnya, karhutla selalu terjadi dan tidak ada penanganan yang tegas," pungkasnya. bahwa berdasarkan data yang dirilis oleh Kementer
Terkait dengan aksi hari ini, Greenpeace Indonesia bersama dengan organisasi profit lainnya diantaranya seperti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Yayasan Madani Berkelanjutan, Koalisi Pejalan Kaki, dan Amnesty International Indonesia menuntut Pemerintah Indonesia tegas atasi perubahan iklim.
"Aksi hari ini tujuannya adalah awareness perubahan iklim dimana Indonesia telah memasuki kondisi rentan akibat musim kemarau hingga Oktober dan karhutla tadi. Sehingga kami menuntut pemeirntah untuk tegas ambil langkah karena krisis iklim ini telah merugikan masyarakat dan bila tidak ditangani, kondisi akan semakin mengkhawatirkan," pungkasnya.