Home Ekonomi Eksportir Tertarik Kembangkan Beras Ketan Hitam Bandung

Eksportir Tertarik Kembangkan Beras Ketan Hitam Bandung

Bandung, Gatra.com - Eksportir yang bergerak di perberasan menyebutkan pangsa pasar beras ketan hitam organik Indonesia masih terbuka luas. Karena itu, pengembangan budidaya beras tersebut memiliki potensi besar untuk kebutuhan ekspor.

Demikian disampaikan eksportir dari PT Sejati Makmur, Cecep, yang rutin mengekspor beras ketan hitam sejak tahun 2011 ke Singapura. Ia menyampaikan keterangan tersebut pada saat kunjungan kerja Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, di Desa Cipeujeuh, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jumat (20/9).

Cecep mengungkapkan, pada bulan September ini, perusahaannya telah mengekspor 22,5 ton ke Singapura. Adapun target tahun ini bisa sampai 200 ton seperti halnya tahun-tahun sebelumnya.

"Selama ini saya ambil dari Cipinang harganya Rp21 ribu per kg, baru kita packing kemasannya," ungkap dia.

Beras ketan hitam di Bandung, kata Cecep, terkenal terbaik karena wanginya. Kalau dari segi bentuk memang lebih kecil, yang bulirnya lebih besar itu produksi dari Garut. Namun pihaknya kadang melakukan mix antara Garut sama Bandung, karena memang pasar luar sukanya yang bulirnya mengkilap dan besar .

"Untuk mendukung hal tersebut, di Gabungan Kelompok Tani [Gapoktan] setidaknya harus ada color sorter yang bisa menyaring warna dan polisher untuk mengkilapkan," ujarnya.

Ketertarikan akan beras ketan hitam juga diungkapkan oleh Lewi dari PT Profil Mitra Abadi. Menurutnya, selama ini memang pasar Eropa mulai berminat ke produk organik.

"Jadi karena di sekitar sini [Kecamatan Pacet, Bandung] sudah banyak praktik budidaya organik, alangkah bagusnya kalau ketan hitam di sini juga organik," katanya.

Lewi menjelaskan, tren di Eropa sekarang ingin mengonsumsi karbo yang nongluten, salah satunya ketan hitam. Karena itu, cecep juga ingin mengembangkan olahan ketan hitam menjadi produk ekspor.

"Ini menarik sekali, rengginang ini bisa jadi crackers yang sehat dan nongluten. Akan lebih baik dibandingkan olahan tepung," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwand, menyebut bahwa Kementan saat ini menjembatani antara petani dan eksportir agar bisa memperpendek rantai pemasaran. Oleh sebab itu, Suwandi meminta petani bermitra dan diperluas pasarnya.

"Harga ketan hitam sudah tinggi dan bagus, tinggal benahi profesionalitas kelompoktaninya," kata Suwandi.

Masih di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika, menyambut baik yang diinginkan para eksportir. Bahkan, pihaknya berencana mengembangkan beras khusus, seperti beras organik, beras hitam, beras merah, basmati, dan japonica.

"Mitra sudah datang, tinggal bagaimana memperpendek jalur pemasaran," katanya.

Perlu diketahui, Kabupaten Bandung mempunyai luas pertanaman beras ketan hitam sekitar 840 hektare dengan varietas lokal. Provitas rata-rata tercatat 5,5 ton sampai 7 ton per hektare. Harga saat ini sekitar Rp8 ribu gabah kering panen dan harga berasnya Rp20 ribu per kg.