Bogor, Gatra.com - Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto mewakili Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin penutupan penyelenggaraan Latihan Gabungan (latgab) Asean Defense Ministry Meeting (ADMM)-Plus Experts’ Working Group on Peacekeeping Operations and Humanitarian Mine Action Field Training Exercise (ADMM-Plus EWG on PKO and HMA FTX) 2019, di Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/9).
Pelatihan ini melibatkan pasukan perdamaian dan pasukan penjinak ranjau dari sepuluh negara anggota ASEAN dan delapan negara mitra wicara ASEAN (Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia, Korea Selatan, Australia, India, dan Selandia Baru). Ada sekitar 720 orang terlibat dalam latihan bersama ini.
"Peacekeeping Operations and Humanitarian Mine Action telah dilaksanakan mulai tanggal 14 September 2019. Diikuti oleh 52 subject material expert, 14 instruktur, 67 observer, 227 orang peserta, 80 role player, dan 2 71 pendukung latihan dari 18 negara," ucap Joni.
Latihan yang dilaksanakan bersama termasuk terbesar yang pernah diselenggarakan oleh seluruh angkatan bersenjata negara ASEAN dan negara mitra wicara. "Latihan ini dilaksanakan secara kompleks dengan mengelaborasi dua bidang keahlian secara terpadu, serta mensimulasikan situasi serta tantangan multidimensi," kata Joni.
Joni menyampaikan, kerja sama pertahanan yang dibentuk negara anggota ASEAN ADMM Plus merefleksikan upaya strategis. Terutama untuk membangun rasa saling percaya dan menghormati antarpasukan dan antarnegara.
"[Kegiatan ini] bertujuan untuk berbagi pengetahuan. [Selain itu berbagi] keterampilan teknis yang dimiliki untuk menunjang pelaksanaan tugas perdamaian dunia maupun tugas lain di forum internasional," lanjutnya.
Dari berbagai bidang kerja sama pertahanan yang telah dicanangkan, Joni menyampaikan, Peacekeeping Operations and Humanitarian Mine Action merupakan objek keterampilan. Ini sangat diperlukan dalam mendukung implementasi menajemen konflik dalam spektrum perdamaian dan keamanan.
"Kedua bidang ini memiliki keterlekatan. Khususnya dalam upaya meredam konflik berkepanjangan serta untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan konflik yang terjadi," ujar Joni.
Terlaksananya latihan gabungan ini diharapkan menjadi cerminan komitmen negara di kawasan ASEAN dan negara mitra. Khususnya untuk meningkatkan kerja sama untuk mencapai tujuan. Membangun kepercayaan dan tercapainya kesetaraan akan mendorong perdamaian dan stabilitas.