Jakarta, Gatra.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), AAGN. Puspayoga menyebutkan, petani kopi masih butuh edukasi untuk dapat meningkatkan kualitas ekspor kopi Indonesia ke mancanegara. Edukasi itu, ialah berupa pemahaman tentang standarisasi kopi untuk negara-negara eksportir.
"Sebenarnya, petani kopi kita itu masih butuh edukasi untuk dapat meningkatkan ekspor. Nah untuk ke luar negeri dibutuhkan standar kopi seperti ini. Petani kita belum bisa disitu," kata dia usai membuka acara Smesco Rembug Kopi Nasional 2019, di Gedung Smesco, Jakarta, Jumat (20/9).
Untuk itu, Puspayoga kemudian meminta kepada negara-negara eksportir untuk bekerjasama dalam memberikan pengetahuan tentang standar kopi di negara mereka, kepada para petani Indonesia. Sehingga, saat para petani mengekspor kopi, mereka dapat menyesuaikan produk yang dikirimkan dengan standar dari masing-masing negara pengekspor.
"Makannya saya minta importir di luar negeri jangan sekedar membeli kopinya saja. Harus ada edukasinya," imbuh dia.
Menyambung perkataan Puspayoga, Bendahara Umum Dewan Kopi Indonesia (Dekopi), Lisa Ayodhia menuturkan, tidak hanya tentang standarisasi, tapi pemerintah juga perlu untuk mengedukasi para petani untuk mengganti produk ekspor dari green bean menjadi roasted bean. Itu lantaran harga kopi yang sudah diolah jauh lebih tinggi daripada biji kopi mentah, baik itu yang berbentuk green bean atau pun red cherry.
"Jadi kita perlu ubah juga ini. Yang dikirim jangan lagi green bean karena harganya sangat murah. Kalau bisa yang sudah diolah, yang sudah diroasting atau malah sudah dalam bentuk bubuk dan dikemas. Jadi ini bisa bersaing," tandas dia.