Kerinci, Gatra.com – Gunung Kerinci, yang merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia, “mendadak hilang” pada Jumat (20/9). Hal ini tentu membuat heboh warganet, yang penasaran tentang penyebab hilangnya Gunung Kerinci tersebut.
Hilangnya Gunung Kerinci ini, pertama kali diketahui dari postingan foto Andika, warganet yang berasal dari Siulak. “Gunung Kerinci Dimaling Orang,” tulis Andika.
Namun usut punya usut, hilangnya Gunung Kerinci bukan karena dicuri, namun karena tertutup kabut asap pekat yang menyelimuti wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh dalam beberapa hari terakhir.
“Biasanya, dari jalan ini Gunung Kerinci terlihat dengan jelas. Namun dalam beberapa hari ini tidak kelihatan sama sekali,” kata Andika.
Untuk diketahui, dalam dampak dari kabut asap mengganggu aktivitas warga. Mulai dari terjadinya gangguan kesehatan, sampai pada gangguan jalur penerbangan.
Hampir sepekan terakhir ini, pesawat Wing Air dari Jambi menuju Kerinci tidak bisa mendarat, sehingga calon penumpang terpaksa menempuh jalur darat.
Kepala Bandara Depati Parbo, M Arqodri Arman, mengakui bahwa penerbangan ke Kerinci terganggu karena masalah visibility (jarak pandang) di Bandara Muaro Bungo dan Sultan Thaha Jambi.
Untuk jarak pandang di Bandara Depati Parbo sendiri, saat ini dilaporkan juga tidak aman untuk dilalui pesawat, yaitu hanya empat kilometer.
"Diketahui sesuai dengan standar keselamatan penerbangan sipil, jarak pandang adalah minimal lima kilometer, untuk itu kita harap ke depan tidak ada kendalan dan cuacanya bagus," katanya.