Jakarta, Gatra.com - Peneliti Lembaga Riset Bisnis Industri Pariwisata Sahid, Ismayanti Istanto menyatakan pariwisata di Indonesia masih terdapat kekurangan dari segi penceritaan khususnya tempat bersejarah seperti museum ataupun candi dan pelestarian tumbuhan serta hewan.
"Pariwisata di Indonesia ini masih kurang dari segi penceritaan baik dari penyampaian secara lisan maupun tulisan. Kalau secara lisan, tour guide ini terkadang masih awang-awang saat menceritakan tempat wisatanya seperti misalkan sejarah," katanya saat dalam diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (20/9).
Sedangkan penyampaian cerita lewat tulisan misalkan tentang tumbuhan dan hewan, terlalu menggunakan bahasa latin yang membuat pembaca jadi pusing membacanya. Maka dari itu, dirasa perlu pembenahan dari sisi penceritaan yang harus dilakukan berbagai pihak.
"Khususnya untuk tour guide, harus lebih banyak membaca dan menggali informasi dari berbagai sumber serta belajar bercerita (story telling) yang dapat menarik minat pengunjung. Sebab sekarang pengunjung, ketika tour guide menjelaskan tempat wisata akan juga mencarinya di internet dan mencocokkannya," katanya.
Ia menambahkan apabila informasi yang didapat di internet berbeda dengan apa yang disampaikan tour guide, pengunjung pasti akan meninggalkannya dan nilai edukasi jadi hilang. Selain itu, perlu juga ada pelibatan budayawan di dalamnya sehingga informasi tentang tempat wisata bisa lebih banyak dan berbeda dengan yang ada di internet.