Jakarta, Gatra.com - Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin membantah adanya penghapusan materi tentang perang dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
Menurutnya, yang ada justru penambahan materi, untuk melengkapi substansi materi dalam mata pelajaran tersebut.
"Tidak ada (penghapusan). Tidak benar sama sekali. Jadi tidak ada materi sejarah Islam yang dihapuskan, tidak ada," kata Menang usai acara Pembukaan Hari Santri Nasional (HSN) 2019, di kantor Kementerian Agama (Kemenag), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (19/9) malam.
Lukman menjelaskan, dalam mata pelajaran SKI, selama ini isinya selalu berkaitan dengan peperangan, sehingga banyak orang-orang yang beranggapan, bahwa islam sangat identik dengan peperangan.
Itulah yang membuat Kemenag memutuskan untuk melengkapi materi perang tersebut dengan materi lainnya, seperti misalnya dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban umat manusia.
"Ini yang akan kita lengkapi dengan mengisi bagian-bagian penting dari sejarah Rasul yang sesungguhnya. Tidak hanya diisi perang saja tapi justru waktu yang dijalani oleh Rasul itu lebih banyak digunakan untuk membangun peradaban," jelas Lukman.
Selain itu, dalam SKI akan ditambahkan pula tentang materi Islam lahir untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Sehingga dengan begitu, anak-anak akan lebih memandang Nabi Muhammad sebagai sosok yang penuh kedamaian dan penuh kasih sayang.
Mengenai tidak dihapuskannya materi perang dalam SKI, Lukman menjelaskan, sejarah Islam sendiri memang tidak dapat dipisahkan dari peperangan, karena dalam memperjuangkan kejayaan Islam, Nabi Muhammad harus terlibat, bahkan memimpin berbagai macam perang.
"Sebagaimana kenyataannya dilalui oleh beliau (Nabi Muhammad) tidak hanya peperangan. Jadi tidak menghilangkan peperangan-peperangan, tidak bisa dipisahkan dari bagian sejarah Rasul, sejarah Islam, tapi itu bukan satu-satunya, itu poinnya," katanya.