Palembang, Gatra.com - Meskipun muslim di Indonesia menjadi minoritas, namun masih banyak nasabah konvensional yang tidak ingin beralih ke syariah. Karena, karakternya muslim Indonesia masih menjadi konsumen market bukan market player.
Direktur Pengawasan Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 7 Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), Sabil saat acara bincang-bincang BNI Syariah bersama Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) Palembang di The Zuri Hotel, Kamis (19/9) mengatakan Indonesia masuk dalam top 10 pasar besar perekonomian islam. Hanya masalahnya, perbankan syariah kekurangan sumber daya manusia yang memahaminya.
“Karena itu dibutuhkan kualifikasi sarjana dari lulusan bisnis syariah. Selain itu, sosialisasi perbankan syariah juga kurang karena kurang kesadaran peradaban dan pemahaman perbankan syariah terbentur UU dan fatwa MUI Nomor 1 th 2004 tentang bunga (intersat/Fa'idah),”terang dia.
Sampai sekarang perbankan syariah memiliki market share lebih rendah dibandingkan perbankan konvensional. Padahal Indonesia, mayoritas penduduk muslim namun masih banyak memiliki perbankan konvensional dibandingkan syariah. “Karena mereka (nasabah, red) masih belum memahami tentang mengelola dana di perbankan syariah. Sebenarnya adalah hak mereka juga memilih jenis konvensional,” ujarnya.
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/445793/ekonomi/kinerja-bni-syariah-tumbuh-semakin-positif
Perbankan syariah di Sumsel tumbuh sebesar 5,8% Year over year (yoy). Perkembangan ekonomi syariah secara global, seperti negara mayoritas non muslim bisa menjadi market player. Negara Tiongkok dari bisnis syariah meraup Rp 28 miliar sebagai pengekspor tertinggi busana muslim, disusul Korea sebagai lokasi destinasi makanan halal dan Jepang berkontribusi besar pada 2020.
“Belum lagi di Inggris London sebagai pusat keungan syariah," ucapnya.
Kepala Tim Advisory Ekonomi dan Keungan Keungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumsel Wahyu Yuwana Hidayat mengatakan pertumbuhan syariah di Indonesia meningkat. "Mulai dari program penguatan ekonomi syariah, melalui jaringan nilai halal. Membuat inovasi kebijakan moneter dan makro prudensial serta integrasi keungan komersial dan sosial syariah guna pembiyaan ekonomi," katanya.
Reporter : Else