Jakarta, Gatra.com - Anggota Dewan Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH), Yuda Turana, mengatakan, banyak orang yang terkena serangan jantung atau stroke pada pagi hari. Itu terjadi lantaran tekanan darah pada pagi hari cenderung lebih tinggi dari pada siang atau malam hari.
"Pada pagi hari tiba-tiba tekanan darah bisa naik ke angka 135/85 mmHg. Pagi tekanan darah jadi 160 mmHg ini harus hati-hati. Tetapi kalau tadinya 110 mmHg, 130 atau 135 mmHg variasinya itu bagian dari variasi yang kita sebut normal," katanya saat ditemui di Hotel Fairmount, Jakarta, Kamis (19/9).
Menurut dokter yang juga mengajar di FKIK UNIKA Atma Jaya, Jakarta ini, biasanya seseorang akan mengalami variasi tekanan darah pada pagi, siang, dan malam hari. Saat pagi, tekanan darah cenderung tinggi dan akan bertahan hingga siang hari. Namun kemudian, tekanan darah biasanya akan mengalami penurunan pada malam hari.
Saat tidur, seseorang akan merasa rileks. Pada saat itulah tekanan darah berada pada angka 120/70 mmHg atau sistolik 110 mmHg karena kondisi tubuh yang rileks. Lalu pada pagi hari tiba-tiba tekanan darah naik ke angka 135/85 mmHg.
"Selama jantung sehat, enggak ada kelainan jantung, ada variasi tekanan darah. Pagi atau siang, selama variasi itu tidak lebih dari 140 mmHg," ujar Yuda.
Untuk menghindari morning surge, Yuda menyarankan kepada para penderita hipertensi, untuk rutin melakukan pengecekan tekanan darah. Baik dengan dokter di rumah sakit atau secara pribadi di rumah.
"Jadi, kalau pas tekanan darahnya tinggi, melebihi 140 mmHg, dia langsung bisa konsultasi ke dokter atau paling tidak, tahu bagaimana cara mengatasinya. Jadi tidak akan terlambat, nanti bisa tiba-tiba meninggal karena jantung atau kena stroke," ujarnya.