Banyumas, Gatra.com - Pengembangan potensi wisata di wilayah Baturraden, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, membutuhkan sentuhan baru. Pasalnya, lama tinggal wisatawan di kawasan tersebut masih rendah.
Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan, kawasan wisata ini membutuhkan tiga strategi khusus untuk meningkatkan kunjungan dan waktu tinggal wisatawan. Hal pertama yang dilakukan yaitu mendatangkan konsultan untuk meminta saran dan masukan.
"Perkembangan ada, tapi landai-landai saja. Membuat Baturraden lima kali lipat perkembangannya tidak bisa dipikirkan sendiri. Perlu datangkan yang ahlinya," kata dia saat membuka Pameran Pembangunan Produk Atraksi Wisata Non Fisik rangkaian Festival Baturraden 2019 di komplek Terminal Baturaden, Banyumas, Kamis (19/9).
Menurut Husein, pengembangan Baturraden harus berorientasi wisata alam dan ramah lingkungan. Sebab, destinasi wisata di lereng Gunung Slamet bagian selatan ini merupakan kawasan serapan air.
Pelaku wisata, kata dia, didorong untuk memunculkan aktivitas dan daya tarik wisata baru. Misalnya dengan mengemas kegiatan budaya sebagai atraksi wisata.
"Bulan depan, kita akan luncurkan jalur offroad di selatan Gunung Slamet. Jalurnya dari Baturraden ke Bukit Teletubbies di Grumbul Manggala, Desa Karangtengah, Cilongok. Di sana, ada tempat berkemah dan menikmati pemandangan yang eksotis di malam hari," kata dia.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengembangan Kawasan Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Hendrawan mengatakan, kawasan Baturraden membutuhkan pengembangan produk atraksi wisata non fisik sebagai pendukung. Produk itu meliputi atraksi seni budaya, kerajinan, kuliner, penginapan, dan produk-produk kreatif lainnya.
"Pameran produk wisata non fisik ini salah satu dari 3 A yaitu, atraksi non fisik. Contohnya tadi tari yang sudah dikemas sehingga lebih menarik. Lalu kuliner dan produk lainnya. Bukan tidak mungkin wisatawan nusantara maupun mancanegara bakal betah tinggal di Baturraden," ujarnya.
Adapun gelaran Pameran Pembangunan Produk Atraksi Wisata Non Fisik ini merupakan rangkaian Festival Baturraden 2019. Agenda wisata tersebut tetap mengandalkan atraksi wisata Grebeg Sura sebagai ikon utama. Acara itu dipusatkan di komplek Lokawisata Baturraden, 22 September 2019.
Pegiat Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden (PMPB), Supriyono mengatakan, Grebeg Sura merupakan tradisi turun temurun sejak masa nenek moyang. Namun saat ini telah dikemas sebagai atraksi wisata.
"Festival ini menjadi salah satu upaya untuk mempromosikan pariwisata daerah," kata dia.
Adapun event ini digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, bersama pelaku wisata, masyarakat 12 desa penyangga Baturraden serta PMPB.