Home Kesehatan Mengenal Hipertensi, 'The Silent Killer'

Mengenal Hipertensi, 'The Silent Killer'

Jakarta, Gatra.com -  Hipertensi atau yang biasa kita kenal dengan penyakit darah tinggi seringkali disebut sebagai 'The Silent Killer' karena dapat menyebabkan kematian tanpa tanda-tanda yang jelas.
 
Namun, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH), Tunggul D.Situmorang mengatakan, hipertensi biasanya ditandai dengan meningkatnya tekanan darah di atas 140 mmHg untuk sistolik dan di atas 90 mmHg untuk diastolik pada pemeriksaan yang berulang.
 
Meski tergolong mematikan, nyatanya hipertensi masih dapat dikendalikan. Sehingga dapat mengurangi resiko semakin parahnya penyakit itu, pun dengan resiko kematian yang dibawanya. "Hipertensi memang tidak bisa disembuhkan. Tapi paling tidak, itu bisa dikendalikan. Jadi tidak tambah parah, resiko kematian juga bisa diperlambat," ujar Tunggul saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (19/9).
 
Cara mengendalikannya, lanjut Tunggul ialah dengan mengubah gaya hidup pasien. Salah satunya, kata dia, dengan melakukan diet ketat. "Pasien hipertensi harus sangat menjaga makanannya, harus diet. Makannya makanan-makanan sehat, perbanyak buah dan sayur. Kalau sudah parah hipertensinya, harus diet hipertensi," imbuh Tunggul. 
 
Selain berdiet, pasien hipertensi juga dianjurkan untuk mengurangi komsumsi garam. Itu dikarenakan, makanan yang banyak mengandung garam akan meningkatkan tekanan darah. Menurut Tunggul, konsumsi garam yang baik bagi pasien adalah tidak melebih 2 gram per hari.
 
Olahraga dan berhenti merokok adalah hal lain yang dianjurkan oleh dokter untuk dilakukan oleh pasien hipertensi. Setidaknya, pasien hipertensi harus berolahraga minimal tiga kali dalam satu minggu.
 
Hal lain yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu kepatuhan pasien atas konsumsi obat anti hipertensi. Anggota Dewan Pembina dan Badan Pengawas InaSH, Yuda Turana menjelaskan, pasien hipertensi diwajibkan untuk teratur mengkonsumsi obat seumur hidupnya.
 
"Hipertensi kalau seorang sudah terkena pengobatan memang harus seumur hidup. Cuma yang ingin saya sampaikan tidak semua hipertensi harus minum obat," ujar dia.
 
Lebih lanjut, Yuda menjelaskan, konsumsi obat, dianjurkan oleh dokter bagi pasien yang masih belum efektif melakukan pola hidup sehat. Jadi, memang tidak semua pasien hipertensi disarankan minum obat, hanya pasien dengan grade hipertensi yang sudah tinggi saja. 
 
"Ini bukan kecanduan obat tapi ini kebutuhan, saya sering sampaikan sama seperti kencing manis, kita sebenarnya sulit membandingkan antara efek samping obat dan tidak minum obatnya, yang pasti obat hipertensi tidak menyebabkan gagal ginjal, tetapi kalau hipertensi memang menyebabkan gagal ginjal," tandas dia.
616