Beijing, Gatra.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres membantah tuduhan dari lima kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) yang menyebut dirinya tidak acuh dengan penahanan satu juta Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, Cina. Ia mengatakan, pihaknya tidak hanya melakukan diplomasi rahasia kepada pemerintah Cina terkait masalah ini.
"Saya tidak yakin ada orang yang lebih gigih untuk berbicara dengan pihak berwenang Cina sehubungan dengan masalah ini daripada saya," katanya kepada wartawan, dilansir AP News, Kamis (19/9).
Guterres mengatakan, selama kunjungannya ke Beijing pada April, ia tidak hanya mengangkat masalah ini, tetapi juga mempublikasikannya.
Baca Juga: Cina Klaim Telah Memulangkan Muslim Uighur di Xinjiang
Kelima kelompok HAM itu mengatakan dalam sebuah surat, mereka akan memberikan kontribusi penting untuk mengatasi "salah satu masalah HAM paling mendesak" saat ini. Surat itu ditandatangani oleh Human Rights Watch, Amnesty International, Komisi Internasional Ahli Hukum, Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia, dan Konferensi Uighur Dunia.
Sementara itu, Guterres telah menegaskan dirinya telah mengatakan kepada Cina "sangat penting untuk bersikap yang membuat setiap komunitas merasa identitas mereka dihormati, dan pada saat yang sama mereka bisa hidup berdampingan dengan masyarakat secara keseluruhan."
Kritik telah meluas pasca tindakan yang dilakukan pemerintah Cina untuk melakukan penahanan suku Uighur dan umat Muslim lainnya di Cina. Sebagai orang yang berwenang di PBB, Guterres kerap mendapat kritik oleh kelompok-kelompok HAM dan pemerintah di beberapa negara di dunia karena pendekatannya yang dianggap hanya di belakang layar kepada pemerintah Cina. Ia pun dianggap gagal untuk mengatasi masalah suku Uighur.
Baca Juga: A.S Menuding Cina Kurung Jutaan Muslim Minoritas
Sementara itu, pemerintah Cina menegaskan penahanan di kamp-kamp yang berada di Xinjiang dilakukan untuk pelatihan dan pengembangan keterampilan.
Namun dalam sebuah laporan awal tahun ini, Cina mengatakan telah menangkap hampir 13.000 orang yang dianggap sebagai "teroris" dan telah menghancurkan ratusan "gerombolan teroris" di Xinjiang sejak 2014 .
Kelima organisasi HAM itu memperingatkan Guterres "terhadap tindakan apapun yang dapat memberi keleluasaan pada Beijing, dengan dalih penahanan yang melanggar hukum terhadap lebih dari 1 juta Muslim Uighur dan Muslim lainnya adalah langkah yang diperlukan untuk melawan terorisme."