Singapura, Gatra.com - Pemerintah Singapura telah menyediakan 16 juta masker N95. Itu dilakukan lantaran kabut asap yang telah menyelimuti negara itu sepekan terakhir. "Total 260.000 masker N95 diminta oleh pengecer pada 12 September dan 14 September, untuk menambah sumber pasokan mereka sendiri," kata Departemen Kesehatan Singapura, seperti dilansir Chanel News Asia, Kamis (19/9).
Melanjutkan pernyataannya, Departemen Kesehatan menjelaskan, mereka telah mengirimkan persediaan masker itu, satu hari setelah menerima permintaan. Sebagai respon atas laporan yang menyatakan, bahwa mereka telah kehabisan persediaan masker N95. Pun dengan persediaan yang ada di seluruh toko, telah telah habis terjual. "Kami ingin meyakinkan publik bahwa ada stok yang cukup di gudang dan stok pemerintah," kata departemen itu dalam unggahannya di akun Facebook.
Sementara itu, selama sepekan terakhir, Indeks Standar Pencemar 24 jam telah mencapai tingkat tidak sehat di seluruh negara pada hari Selasa dan Rabu. Bahkan, pada pukul 01.00 dini hari Kamis (19/9), pembacaan PSI 24 jam berkisar antara 127 dan 152.
Menurut Badan Lingkungan Nasional (NEA), pembacaan PSI 50 dan di bawahnya menunjukkan kualitas udara "baik", "sedang" untuk 51-100 dan "tidak sehat" untuk 101-200.
Sedangkan untuk pembacaan PM2.5 satu jam, di waktu yang sama menunjukkan angka berkisar antara 90-111 ugram/m3. Di pita tinggi yang berkisar antara 56-150 ugram/m3. Partikulat (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer). Nilai Ambang Batas (NAB) adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien. NAB PM2.5 = 65 ugram/m3.
PM2.5 yang melebihi NAB dapat memengaruhi jantung dan paru-paru, terutama pada orang yang memiliki kondisi jantung atau paru kronis. Menurut NEA, pembacaan PM2.5 satu jam adalah "indikator yang baik untuk kualitas udara saat ini", dan dapat digunakan untuk mereka yang memutuskan apakah akan pergi untuk kegiatan luar ruangan langsung, seperti joging.