Jakarta, Gatra.com - Deputi Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Riau, Fandi Rahman menyatakan kualitas udara di Riau masuk kategori buruk. Lebih dari 26 ribu jiwa terpapar penyakit akibat asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Terhitung dari malam hingga kini, kualitas udara di Riau di angka 225 dan masuk kategori buruk dan angka ini selalu fluktuatif. Lebih dari 26 ribu jiwa terpapar penyakit akibat asap yang semakin tebal di Riau," katanya dalam konferensi pers di kantor WALHI, Jakarta Selatan, Rabu (18/9).

Fandi menambahka, berdasarkan data dari puskesmas setempat, 26 ribu jiwa yang terpapar penyakit akibat asap karhutla, yang terdiri dari 24 ribu terpapar ISPA, penderita penyakit mata sebanyak 749 jiwa, dan terdampak gangguan pernafasan atau asma sebanyak 1.730 jiwa.

"Dari ini semua, mulai dari keadaan kualitas udara yang buruk dan juga warga yang semakin terkena penyakit akibat asap karhutla, dapat disimpulkan bahwa keadaan Riau tidak dalam keadaan baik-baik saja," tambahnya.

Ini semua, katanya, menunjukkan bahwa pemerintah tidak pernah serius dan siap menghadapi kasus karhutla. Bahkan pemerintah seolah tidak pernah belajar dari kejadian masa lalu yakni saat karhutla pada 2015 lalu, dimana seharusnya ada early system warning.