Dalam aksi hari kedua ini, mereka kembali membawa replika jenazah dan membakar kardus telor. Mereka lakukan sebagai bentuk kebengisan atas sikap Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, yang tidak berani menampakkan muka di hadapan mereka.
Emosi ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia Sumbar itu, juga berimbas pada awak media. Mereka bahkan juga mengancam awak media yang melakukan peliputan aksi di pelataran Kantor Gubernur Sumbar itu.
Kami berjanji, apabila ada pihak media yang memelintir berita, maka kami akan melakukan pemboikotan, seru Vecrisman, mahasiswa Teknik Otomotif angkatan 2016 Universitas Negeri Padang (UNP) saat berorasi dalam kerumunan massa di depan kantor orang nomor satu Sumbar itu, Rabu (18/9).
Menteri Dalam Universitas Kabinet Karsarasa UNP itu juga menyebutkan, awak media sering memelintir pemberitaan demi penguasa. Dengan keras ia mengingatkan, agar massa mahasiswa berhati-hati terhadap pihak media. Terutama yang bisa menjadi penyusup dalam aksi tersebut.
Hati-hati teman-teman, jangan biarkan ada penyusup di antara kita. Termasuk hati-hati terhadap media, yang disambung pembakaran terhadap awak media oleh massa lainnya.
Begitu pula mahasiswa Isospol UNP angkatan 2017, Nia Ramadani juga ikut mengecam awak media. Dalam penyampaiannya, terlihat ketidakpercayaan terhadap awak media yang melakukan peliputan aksi mereka. Ia juga dengan tegas mengatakan agar hati-hati terhadap media.
Kawan-kawan, jangan lengah. Kita harus hati-hati, dan jangan percaya kepada media. Nanti aksi kita akan dipelintir. Mereka itu hanyalah menguntungkan penguasa dan koorporasi saja, tegasnya yang disambut teriakan peserta aksi yang lain.
Setelah emosi mereka memuncak, dan kecewa atas ketidakhadiran Gubernur Irwan Prayitno, mereka berhasil menduduki Kantor Gubernur Sumbar. Kemudian di antara massa juga menegaskan kecaman terhadap awak media.
"Besok, kita semua lihat headline berita di surat kabar. Kita buktikan mereka (media) berpihak ke siapa. Jika berita kita dipelintir, media itu akan kita boikot," kata salah seorang massa aksi sambil memegang pengeras suara.