Jakarta, Gatra.com - Politikus senior Partai Golkar Ridwan Hisjam menyayangkan suara Golkar selalu turun sejak terakhir kali Golkar menang pemilu pada 2004. Ia juga membandingkan gaya kepemimpinan Akbar Tandjung yang berhasil membawa Golkar ke puncak kejayaan ketimbang ketua umum yang lain setelah Akbar.
"Paradigma baru yang dikembangkan bang Akbar (Tandjung) sehingga partai Golkar menjadi partai yang kuat saat itu. Dan akhirnya pada 2004 menjadi pemenang pemilu kembali, karena paradigma baru itu dijalankan," ujar Ridwan saat diskusi publik di Warunk Upnormal, Cikini, Jakarta, Rabu (18/9).
Ia menuturkan, jasa Akbar Tandjung pada awal kepemimpinannya pada periode 1998-1999 memberikan slogan "paradigma baru partai Golkar", yang mengubah partai Golkar menjadi partai yang mandiri.
"Golkar diformat pertama pada tahun '98-99 oleh Akbar Tandjung yang namanya paradigma baru partai Golkar, di mana Golkar partai yang tidak mandiri, di jaman Orde Baru jadi partai yang mandiri. Bukti pada pak Akbar jadikan Golkar partai mandiri dilihat dari pertama masalah keuangan," ungkapnya.
"Kedua, partai Golkar harus menjadi partai yang modern. Partai modern harus dikelola secara modern, tidak secara tradisional. Kenapa? Karena pada saat orde baru itu kesekretariatan itu seperti sekarang ribut-ribut KPK, sekretariat harus pegawai negeri, harus ASN. Nah itu yang harus kita kelola secara modern (bukan lagi dipegang ASN)," imbuh Ridwan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan yang ketiga, partai Golkar harus menjadi partai yang demokratis. Karena hal tersebut terkungkung pada saat orde baru.
"Keempat, partai ini harus mengedepankan check and re-check, nah kalo dulu itu keputusan dari atas ke bawah, harus dijalankan yang gak cocok minggir. kalo sekarang ada keputusan darinatas ya harus dicek dulu, bener gak? Kalo gak bener ya kembalikan, perbaiki," paparnya.