Jakarta, Gatra.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Agustus 2019 tercatat positif atau mengalami surplus. Komoditas hasil pertanian disebut berperan besar dalam menyumbang surplus neraca perdagangan Agustus 2019.
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan nilai ekspor Indonesia dari pertanian sebesar US$0,34 miliar. Perubahan ini tercatat positif, month to month sebesar 7,70% dan secara year on year naik 12,0%.
"Struktur ekspor menurut sektor dari pertanian pada Agustus 2019 menyumbang 2,37%," kata Suhariyanto, Senin (16/9).
Beberapa kontributor atas kenaikan ekspor pertanian ini adalah komoditas sayur-sayuran, hasil ikan, bandeng, dan sarang burung.
“Selain itu juga masih didorong pertumbuhan tanaman obat, aromatik, cengkeh, dan hasil hutan bukan kayu lainnya,” ujar Suhariyanto.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan), saat ini terus berupaya mendorong peningkatan ekspor pertanian. Akselerasi ekspor pertanian di antaranya dilakukan dengan membenahi semua layanan perizinan.
“Kementan terus melakukan terobosan kebijakan, terutama menyangkut peningkatkan produksi dan ekspor. Beberapa terobosan yang sudah dilakukan seperti perbaikan sistem layanan karantina, membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif, serta peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing,” ungkap Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, di Jakarta, Rabu (18/9).
Menurut Boga, komitmen pemerintah tersebut tercermin dari peningkatan ekspor selama Januari – Juli dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selama Januari-Juli, ekspor produk pertanian meningkat tajam, yakni sebesar 3,0%. Angka ini jauh meningkat jika dibandingkan Januari-Juli 2018 yang hanya 22,71 juta ton atau meningkat menjadi 23,39 juta ton.
“Dari segi raihan nilai, pada Januari-Juli 2019, Indonesia juga tercatat mengalami surplus perdagangan produk pertanian sebesar US$4,25 milliar atau setara Rp61,52 triliun,” papar Boga.
Torehan positif ekspor pertanian pada bulan Agustus 2019 menunjukkan konsistensi kinerja sektor pertanian. Boga mengapresiasi semua pihak yang terlibat, terutama petani sebagai pelaku utama produksi. Apalagi peningkatan ini tidak hanya menandai peningkatan produksi pertanian secara kuantitas, tapi juga kualitas.
“Negara tujuan ekspor biasanya mensyaratkan standar kualitas tertentu untuk produk-produk yang masuk negara mereka. Keberhasilan meningkatkan ekspor tentunya menjadi bukti bahwa petani kita sudah bisa memenuhi standar kualitas tersebut,” kata Boga.