Jakarta, Gatra.com - Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto mengatakan peningkatan investasi merupakan kunci untuk menciptakan lompatan dan terobosan dalam mewujudkan visi Indonesia maju dan sejahtera.

“Makanya investasi terus kami pacu, sehingga dapat menggenjot kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor. Selain itu dapat menghasilkan substitusi impor,” kata Airlangga dalam peringatan hubungan diplomatik Indonesia - Korea Selatan ke 46 di Energy Building, Jakarta, Rabu (18/9).

Airlangga menambahkan, peningkatan investasi juga dapat menjaga kestabilan perekonomian nasional. Pasalnya, saat ini kondisi ekonomi global tidak dapat diprediksi lantaran adanya perang dagang.

"Kuncinya adalah FDI (Foreign Direct Investment). Seperti yang disampaikan Pak Dino Patti Djalal dan Dubes Korea, bahwa Indonesia menjadi prioritas dari new southern policy dari Korea,” katanya.

Selain itu, Airlangga juga menilai upaya percepatan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK CEPA) akan mempermudah kerja sama di sektor industri bagi kedua negara. Dengan ini, akan mempengaruhi kerja sama perdagangan dua arah agar saling menguntungkan.

“IK CEPA tentu akan memudahkan sektor industri membangun value chain. IK CEPA juga diharapkan memudahkan pelaku industri komponen dalam negeri berperan dalam global value chain,” katanya.

Ia menyebutkan, Presiden Jokowi menargetkan nilai perdagangan kedua negara ini naik menjadi US$30 miliar pada tahun 2022 nanti. Hal ini diungkapkan Presiden saat kunjungan kerja ke Korsel beberapa waktu lalu.

Diketahui, pada tahun 2017, neraca perdagangan RI-Korsel mengalami surplus sebesar US$78 juta dari total nilai perdagangan yang mencapai US$17 miliar. Tahun lalu, telah ditandatangani sejumlah MoU dengan potensi investasi sebesar US$6,2 miliar dalam rangkaian acara Indonesia-Korea Business and Investment Forum 2018.