Jakarta, Gatra.com – Kualitas udara di DKI Jakarta yang buruk sempat menjadi sorotan banyak kalangan. Data Air Visual kerap memperlihatkan kualitas udara Ibu Kota berada dalam kategori tidak sehat. Beberapa kalangan menyuarakan keprihatinan itu kepada pemerintah agar lebih serius mengatasi persoalan kualitas udara di Jakarta.
Kondisi tersebut turut menjadi sorot perhatian Miss Earth Indonesia 2018, Ratu Vashti Annnisa. Perempuan 24 tahun yang juga pegiat lingkungan itu menyayangkan peliknya persoalan lingkungan yang dihadapi Indonesia saat ini. “Lagi-lagi saya sedih mendengar [kabar] ini, negara kita seharusnya adalah negara yang asri. Namun saya yakin dari hal buruk seperti ini kita bisa bangkit,” kata Vasthi kepada Gatra.com, Rabu (18/9).
Sebagai sosok yang lahir dan bermukim di Jakarta membuat Vashti sadar akan pentingnya merawat lingkungan hidup. Gadis penyandang gelar Miss Eco International 2019 itu bertekad untuk mengampanyekan kesadaran lingkungan kepada masyarakat Jakarta.
“Lebih banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan lebih aktif dalam hal ini. Viralnya isu [kualitas udara] ini di social media juga membantu saya menyebarluaskan pesan penting ini” ujarnya.
Ia turut mengimbau kepada generasi muda untuk membiasakan diri bepergian dengan menggunakan transportasi publik. Hal tersebut terang Vashti akan membantu pengurangan polusi udara di Jakarta yang disebabkan oleh kepulan asap kendaraan bermotor.
“Dengan adanya MRT, Transjakarta, dan pembenaran pedestrian roads, saya yakin makin banyak warga jakarta yang mau menggunakan transportasi umum atau bahkan berjalan kaki,” katanya. Perempuan yang sempat menyelesaikan studi S1 di University of Queensland, Australia itu lantas membandingkan kebijakan transportasi yang ada di luar negeri yang memperhitungkan aspek higienitas dan keramahan lingkungan.
“Saya sempat tinggal di Brisbane, Australia. Di sana lebih banyak orang yang menggunakan public transportation sehingga udara tidak kotor, dan sampah pun sudah dipisahkan dengan baik sesuai jenisnya dimulai dari rumah masing-masing,” ucap Vashti.
Dengan adanya kebijakan pemerintah yang didukung dengan kesadaran masyarakat akan melahirkan kualitas dan baku mutu lingkungan yang tinggi. “Di situ bisa dilihat hidup ramah lingkungan bukan sebuah tuntutan tapi sudah seharusnya dijadikan kebiasaan atau lifestyle, seperti yang orang-orang disana lakukan dengan senang hati”.
Vashti berharap masyarakat Indonesia dapat menanamkan kesadaran lingkungan dimulai dari kelompok yang paling kecil yakni keluarga. “Menurut saya [kesadaran] ini terjadi karena mereka sadar dan tahu tentang pentingnya menjaga lingkungan dari usia dini. Sedangkan di Indonesia masih minim penyebaran informasi mengenai hidup ramah lingkungan, sehingga masih banyak orang yang tidak melakukan hal tersebut,” ujarnya lagi.