Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerjasama dengan SEAMEO, UNESCO, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) menggelar Konferensi Internasional "Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Kebijakan dan Praktik Pendidikan untuk Asia Tenggara.
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI) sendiri tengah banyak dikembangkan secara serius di negara-negara dunia. AI sendiri diharapkan akan memperbaiki kualitas dan akses pendidikan dalam banyak hal, dalam hal ini Kemendikbud ingin dukungan AI bisa berdampak pada perwujudan pembelajaran yang lebih efektif dan personal.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno menyatakan bahwa saat ini Kemendikbud tengah mencoba mengembangkan AI dalam proses pembelajaran. Melalui AI, Diyakini dapat meningkatkan fokus siswa karena AI mempunyai kemampuan dalam mengarahkan proses belajar siswa.
"Pengembangan AI juga dilakukan bekerja sama dengan Pusat Teknologi Komunikasi [Pustekkom] Kemendikbud untuk diterapkan pada Rumah Belajar, sebuah open Educational Resource dengan mengoptimalisasi dan mempersonalisasi penggunaannya. Ini yang diharapkan akan membantu program Digitalisasi Sekolah," Papar Totok saat membuka kegiatan International Conference di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Rabu (18/9).
Lebih lanjut, Totok juga mengatakan bahwasanya saat ini teknologi AI telah banyak digunakan di beberapa tempat di belahan dunia. Salah satunya di Bandara Changi Singapura yang salah satu terminalnya sudah tidak menggunakan teknologi robot secara penuh. Untuk itu, yang dapat dilakukan oleh para sumber daya manusia adalah melakukan adaptasi dengan baik terhadap kemajuan teknologi tersebut.
"Manusia kemampuannya utamanya adalah kemampuan beradaptasi yang bisa ditumbuhkan. Oleh karena itu salah satu misi pendidikan kita adalag tidakk sekedar memberikan pengetahuan, Tetapi juga memberikan kemampuan atau bahkan karakter untuk bisa selalu belajar dan menjadikan hal tersebut sebagai karakter pembelajaran," kata Totok.