Home Ekonomi Sumsel Ingin Beli Alat Pantau Hotspot Real Time

Sumsel Ingin Beli Alat Pantau Hotspot Real Time

 

Palembang, Gatra.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ingin memiliki alat pematau titik api (hotspot) yang menyajikan data dan informasi yang lebih real time dengan tingkat kepercayaan dan pendataan yang lebih akurat dan cepat.

Hal ini dilakukan agar upaya penanganan segera bisa dilakukan satuan darat maupun udara, termasuk apakah penyebab kebakaran tersebut apakah terjadi di lahan konsesi (milik perusahaan).

Dikatakan Gubernur Sumsel, Herman Deru, saat ini, pihaknya masih memperoleh informasi yang cendrung terlambat, sehingga penanganan lebih sulit dan lama. Selain itu, terlalu banyak menghabiskan energi dan kekuatan penanganan yang dimiliki selama ini. “Jika bisa mematau apakah itu benar-benar titik panas (hotspot) yang akan menjadi titik api (fire spot), akan lebih mudah, untuk mematau, berkordinasi atau lainnya. Bisa lebih cepat,” ujarnya.

baca juga :https://www.gatra.com/detail/news/444658/politik/walhi--sumsel-kian-berasap-akibat-gambut-kian-rusak

Selama ini, tim menerima laporan mengenai hotspot lalu melakukan pengecekkan dengan berkomunikasi dan meninjau lokasi tersebut. Sementara saat kondisi udara sangat kering, sedikit sumber api bisa menjalar dan cepat membesar, “Alat ini juga mendeteksi, misalnya titik apinya dari lahan mana, apakah lahan konsesi. Semua lahan di Sumsel bisa dipantau,”ucap Deru.

Untuk itu, pemerintah Sumsel telah memanggil para Sekda dari kota dan kabupaten guna berkordinasi dengan BPBD di daerah atas kebutuhan alat tersebut. Jika, kata Deru, alat tersebut memang bisa dan menjawab kebutuhan seperti saat ini, maka akan dilakukan pengadaan untuk anggaran tahun depan.

“Saya sudah minta itu diteliti lagi, apakah alat yang juga dilengkapi dengan drone memang menjawab kebutuhan itu. Sekda di kabupaten/kota juga ditanya, bagaimana kordinasi dengan BPBD selama ini. Jika alatnya memang menjawab, tidak ada salahnya kita beli,”tegas Deru.

Pengamatan mengenai titik api (hotspot) saat ini di Sumsel masih cukup lambat, apalagi mengetahui apakah itu lahan gambut atau lahan mineral. “Untuk ke depan, kita ingin informasi itu cepat, dan tepat,” pungkasnya.

 

154