Jakarta, Gatra.com - Pameran dagang internasional terbesar di Indonesia, Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 akan digelar pada 16 sampai dengan 20 Oktober 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten. Pameran ini merupakan ajang promosi produk Indonesia ke pasar global.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Dody Edward, menyampaikan keterangan tersebut usai menghadiri Pertemuan Teknis TEI di The Westin, Jalan H. R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (18/9).
"Fasilitas yang disiapkan dalam TEI ke-34 ini lebih baik dari sebelumnya. Tampilan dan zonasi produk akan tertata lebih baik dan sesuai standar pameran internasional, begitu juga dengan kenyamanan bertransaksi dan bernegosiasi," ujar Dody.
Dia mengatakan, TEI yang kali ini mengambil tema "Moving Forward to Serve The World", rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Adapun zonasi pameran terbagi atas zona produk potensial dan unggulan nasional serta produk manufaktur dan jasa.
"Zonasi ini ditentukan dengan sangat cermat dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Termasuk saran dari berbagai pihak, baik dari dalam negeri, dari perwakilan perdagangan di luar negeri, serta masukan dari para buyer di penyelenggaraan TEI sebelumnya," ungkap dia.
Dody menjelaskan, TEI 2019 juga akan menyuguhkan berbagai kegiatan pendukung seperti Forum Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi, yang terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain seminar, lokakarya, diskusi regional, kompetisi ekspor perusahaan rintisan, dan konseling bisnis.
Pada TEI 2019 akan diselenggarakan pula agenda misi pembelian, misi dagang lokal, serta penjajakan bisnis untuk membicarakan potensi kerja sama bisnis. Selain itu, penganugerahan Primaniyarta Awards juga akan diberikan kepada eksportir yang berprestasi dan Primaduta Awards bagi buyer dan importir yang loyal terhadap produk Indonesia, terangnya.
Untuk menjaring buyer asing, Doddy menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan 132 kantor perwakilan Indonesia di luar negeri, 23 atase perdagangan, 19 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia, Duta Besar World Trade Organization (WTO), serta Konsul Perdagangan.
"Upaya tersebut menjadi tindak lanjut reorientasi dan reposisi perwakilan dagang di luar negeri. Tidak hanya menjadi pemasar, tapi juga menjadi pelayanan pelanggan bagi buyer di negara akreditasi mereka yang menjadi mitra pelaku usaha Indonesia," katanya.
Di TEI 2019 ini, ia berharap misi dagang lokal akan semakin diintensifkan. Untuk itu, pemerintah daerah diimbau membawa para pelaku usaha daerah masing-masing ke TEI 2019.
Dody menegaskan, sama seperti dua tahun sebelumnya, pembiayaan TEI kali ini murni ditanggung pihak swasta. Dengan begitu, para peserta TEI yang terjaring adalah pelaku bisnis yang memiliki keinginan dan kemampuan menjalankan bisnis internasional secara produksi, manajemen, serta yang siap masuk ke pasar ekspor dan bersaing di pasar global.
Hingga 17 September 2019, telah terdaftar lebih dari seribu buyer dari 56 negara. Dia menjelaskan, permintaan produk paling tinggi tahun ini antara lain adalah bahan makanan, kopi, kerajinan tangan, kemasan makanan dan minuman, coklat, dan barang konsumsi.