
Palembang, Gatra.com – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kian meluas di Sumatera Selatan (Sumsel) mempengaruhi kualitas udara yang kian menurun. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) sebanyak 2.188 anak di Sumsel sudah mengalami inspeksi pernapasan akut (Ispa) pada pekan ini.
Hal ini ditanggapi Gubernur Herman Deru dengan menjanjikan jika udara sudah berstatus berbahaya, maka pemerintah akan buatkan rumah singgah (safe house) di beberapa titik rawan tersebut. “Kita harus pahami dulu bagaimana kondisi udara yang terjadi, masih fluktuatif. Jika udara sudah berbahaya, kita bangun itu (safe house),”ujar Deru, Senin (16/9).
Menurutnya, pengukuran kualitas udara yang dilakukan BMKG dibagi dalam beberapa katagori, yakni udara sehat, sedang, tidak sehat, berbahaya. Kondisi udara terutama di empat kabupaten terpapar karhutla tersebut, masih fluktuatif, “Saya akan panggil, Dinas Kesehatan terkait perkembangannya. Apakah harus di kabupaten-kota, dibuka rumah singgah atau lainnya,”imbuh Deru.
Mengenai anak-anak yang tengah penyakit Ispa saat ini, ia mengingatkan agar kabupaten dan kota, aktif melakukan peninjauan di puskesmas, klinik, atau layanan kesehatan tingkat bawah mengenai kebutuhan pengobatan dan lainnya.
“Saya ingin mengetahui dahulu perkembangan, apa yang dibutuhkan. Sejauh ini bagaimana, apa saja yang harus diintruksikan kepada pemerintah kota dan kabupaten. Saya akan kerjakan itu,”ujarnya.
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/444598/kesehatan/kualitas-udara-berbahaya-masyarakat-desak-bangun-posko
Sebelumnya, masyarakat sipil yang tergabung dalam aksi Masyarakat Peduli Asap Sumsel, menyatakan pemerintah perlu membuka posko-posko pengungsian terhadap kaum rentan atas kondisi udara yang kian memburuk, seperti anak-anak, usia lansia dan mereka dengan sakit saluran penapasan seperti asma dan lainnya.