Chicago, Gatra.com - Pengacara untuk korban kecelakaan pesawat Ethiopian, Robert Clifford meminta Boeing Co dan Administrasi Penerbangan Federal AS untuk menyerahkan dokumen penerbangan Boeing 737 MAX. Ia menginginkan catatan keputusan bagaimana pesawat itu tetap diizinkan terbang udara setelah tabrakan mematikan Lion Air terjadi di akhir Oktober.
"Keputusan untuk menjaga pesawat-pesawat itu dalam pelayanan adalah kunci," kata Robert seperti dikutip Reuters, Rabu (18/9).
Hampir 100 tuntutan hukum telah diajukan terhadap Boeing yang mewakili keluarga korban kecelakaan Ethiopian Airlines. Penuntut datang dari 35 negara yang berbeda, di antaranya termasuk sembilan warga negara AS dan 19 warga Kanada.
Masih ada keluarga dari sekitar 60 korban belum mengajukan tuntutan hukum. Sebagian besar tuntutan hukum tidak membuat jumlah klaim dana.
Seminggu setelah penerbangan Lion Air 610 menukik ke Laut Jawa dan menewaskan 189 orang di dalamnya, FAA memperingatkan perusahaan penerbangan bahwa ada input yang salah dari sensor sistem kontrol penerbangan otomatis pada Boeing 737 MAX. Kondisi seperti itu dapat membuat jet secara otomatis mendarat, tetapi agensi mengizinkannya untuk tetap melakukan penerbangan.
Lima bulan kemudian, pesawat ET302 jatuh dengan penyebab kekacauan dari sistem kontrol tersebut. Kecelakaan itu menewaskan 157 penumpang. Tuntutan hukum menyatakan bahwa Boeing merancang sistem kontrol penerbangan otomatis. Sistem ini telah berulang kali menjadi penyebab kecelakaan.
Boeing menolak untuk mengomentari gugatan itu secara langsung tetapi mengatakan pihaknya bekerja sama sepenuhnya dengan otoritas investigasi. Pabrikan telah meminta maaf atas nyawa yang hilang karena kecelakaan.