New York, Gatra.com - Sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of Indian Society of Periodontology pada 2010 mengungkapkan, bahwa penyakit gusi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung hingga 20%, meskipun penelitian lebih lanjut di bidang ini masih dianggap perlu.
Di sisi lain, tim peneliti dari Rutgers University di New Brunswick, New Jersey, saat ini mengamati hubungan antara kesehatan mulut dan kesehatan otak. Sebuah bukti yang menghubungkan kesehatan mulut dengan penurunan kognitif seperti memori dan fungsi eksekutif ditemukan dalam ulasan yang baru-baru ini diterbitkan dari 23 studi.
Dilansir dari Medical Daily, Senin (16/9), para peneliti dari Rutgers University melakukan dua studi terpisah yang keduanya muncul dalam Journal of American Geriatrics Society. Studi-studi tersebut melihat penurunan kognisi dan stres yang dirasakan orang dewasa Amerika-Cina dengan rentang usia paling sedikit 60 tahun.
Direktur Institut Kesehatan dari Universitas Rutgers, XinQi Dong menjelaskan, bahwa kelompok ras dan etnis minoritas secara khusus rentan terhadap dampak negatif dari kesehatan mulut yang buruk. "Minoritas kurang memiliki akses perawatan gigi dan pencegahan yang semakin diperburuk oleh hambatan bahasa serta status sosial ekonomi yang rendah," katanya.
Dong melanjutkan, orang Amerika-Cina yang lebih tua beresiko mengalami gejala kesehatan mulut karena kurangnya asuransi gigi atau tidak secara teratur mengunjungi klinik gigi. Ada 2.700 orang Amerika-Cina dari studi lansia di Chicago yang diwawancarai dalam studi yang dilakukan.
Pada studi pertama, para peserta ditanya tentang kesehatan mulut mereka dan diberikan lima tes kognitif untuk menyelesaikannya. Pada studi kedua, mereka ditanya apakah mereka pernah memiliki masalah mulut kering dan mengukur tingkat stres mereka, dukungan sosial dan tekanan sosial menggunakan skala yang telah ditentukan.
Dari total jumlah peserta yang diperiksa, hampir setengah melaporkan gejala terkait gigi dan lebih dari 25 orang mengatakan mereka memiliki mulut kering. Tidak ada hubungan signifikan antara gusi dan masalah kognitif yang ditemukan, tetapi hubungan antara penurunan kognisi (pemahaman) dan gejala gigi maupun mulut yang kering ditemukan dalam penelitian ini. Namun, para peneliti yakin bahwa subyek mungkin tidak melaporkan masalah gusi karena menganggap hal tersebut bukanlah bermasalah penting.
Tim percaya, hasil studi mereka mengundang pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan mulut dan pengaruh psikososial dari populasi yang diperiksa dan memastikan kondisi oral yang baik dari orang Amerika-Cina yang lebih tua harus menjadi tujuan utama mereka. Menurut salah satu penulis studi dan asisten profesor di Sekolah Kerja Sosial Universitas Nevada, Weiyu Mao, intervensi harus melampaui faktor risiko yang biasa, seperti kondisi dan perilaku kesehatan dan menjelaskan faktor penentu psikososial seperti stres dan dukungan sosial.